Photo by: Stockbit Snips
Daily Market Performance 🚀
6.613 -0,32% | -Rp515 miliar | 16.870 +0,03% | 3.347 +1,62% |
65,5 +0,49% | 93,7 -0,21% | 4.036 -0,02% | 15.790 +0,85% |
👋 Stockbitor!
Unilever Indonesia ($UNVR) mencatatkan laba bersih sebesar 1,24 triliun rupiah pada 1Q25 (-15% YoY, +245% QoQ), melampaui ekspektasi konsensus (setara 32% estimasi 2025F konsensus). Program pembenahan mulai menunjukkan hasil dari sisi efisiensi biaya, tetapi tren pendapatan masih tergolong lemah. Margin pulih signifikan pada 1Q25 di tengah penurunan pendapatan.
1. Pemulihan Signifikan pada Margin
Margin laba kotor tercatat pulih ke level 48,2% (vs. 1Q24: 49,9%, 4Q24: 44,5%) setelah sempat tertekan pada 2 kuartal sebelumnya di kisaran ~45% seiring pengurangan stok dan program transformasi. Margin laba usaha pulih lebih signifikan ke level 17,1% pada 1Q25 (vs. 1Q24: 18,7%, 4Q24: 6,7%) dari level sekitar 7–9% pada 2 kuartal sebelumnya. Kenaikan margin laba usaha turut dikontribusikan oleh penurunan biaya ‘salary’ (-45% YoY, -69% QoQ) akibat tidak adanya lagi one–off cost terkait pengurangan karyawan. Biaya ‘advertising ’ relatif masih stabil di level 9,2% dari pendapatan pada 1Q25 (vs. 1Q24: 9%, 4Q24: 5,8%, 2024: 8,8%).
2. Pendapatan Masih Tergolong Lemah
Pendapatan tercatat sebesar 9,47 triliun rupiah pada 1Q25 (-6% YoY, +23% QoQ), dengan volume penjualan domestik turun -8% YoY, sementara rata–rata harga penjualan (ASP) naik +1,3% YoY. Secara segmental, segmen ‘home and personal care’ membukukan penurunan pendapatan lebih dalam di level -9% YoY, sementara segmen ‘foods and refreshment’ lebih resilient dengan hanya turun -1% YoY. Meski dengan pendapatan yang lemah, margin laba kotor dari segmen ‘home and personal care’ pulih ke level 50,2% pada 1Q25 (vs. 1Q24: 53,3%, 4Q24: 44,9%), mengindikasikan bahwa efisiensi biaya paling terasa pada segmen ini.
Key Takeaway
Pemulihan kinerja ini sejalan dengan yang telah kami tuliskan sebelumnya bahwa kinerja terburuk UNVR kemungkinan telah terlewati. Sebagai konteks, berikut tren pertumbuhan laba bersih UNVR secara tahunan sejak 1Q24: 1Q24: +3%; 2Q24: -25%; 3Q24: -62%; 4Q24: -41%; 1Q25: -15%. Manajemen UNVR dalam earnings call pada Kamis (24/4) juga masih mempertahankan guidance bahwa hasil positif dari pembenahan akan terlihat lebih signifikan pada 2H25. Setelah pembenahan pada sisi biaya, kami menilai UNVR perlu menunjukkan progres pada sisi pendapatan, yang kami nilai berpotensi mendorong pemulihan harga saham secara lebih signifikan. Dalam 1 bulan terakhir, UNVR telah pulih +19,6%, lebih tinggi dibandingkan pemulihan IHSG (+7,3%).
*Artikel ini telah rilis dalam Stockbit Commentary pada Kamis (24/4) siang.
🚬 HMSP 1Q25: Volume Penjualan Flat, Market Share Turun
- $HMSP: Philip Morris International mencatat bahwa volume penjualan Hanjaya Mandala Sampoerna mencapai 20,4 miliar batang pada 1Q25 (+0,6% YoY, +0,5% QoQ), lebih rendah dibandingkan volume penjualan se–industri di Indonesia yang tumbuh +2,6% YoY menjadi 75,9 miliar batang (vs. 1Q24: +6,8% YoY, 4Q24: +1,9% YoY). Dampaknya, market share HMSP turun menjadi 26,8% pada 1Q25, terendah setidaknya sejak 1Q14. Sebagai perbandingan, market share HMSP pada 1Q24–4Q24 stabil di kisaran 27,3–27,4%. Berdasarkan segmentasi produk, penjualan rokok HMSP pada 1Q25 relatif stabil di level 20,1 miliar batang (+0,4% YoY), sementara pertumbuhan IQOS mulai melandai menjadi 0,3 miliar batang (+15,7% YoY).
- $BBTN: Bank Tabungan Negara mencatatkan laba bersih sebesar 904 miliar rupiah pada 1Q25 (+5,1% YoY, -2,3% QoQ), setara 29% dari estimasi 2025F konsensus. Hasil ini didukung oleh Net Interest Income yang tumbuh menjadi 3,8 triliun rupiah (+17% YoY, +34% QoQ). Net Interest Margin pun naik ke level 3,6% (vs. 1Q24: 3,3%, 2024: 2,9%). Di sisi lain, beban provisi membengkak (+49% YoY, +47% QoQ), dengan credit cost (CoC) naik ke level 1,1% (vs. 1Q24: 0,8%, 4Q24: 0,6%) meski masih berada dalam rentang guidance 2025 dari manajemen. Sementara itu, pembiayaan tumbuh +5,5% YoY pada 1Q25 (vs. 1Q24: +15% YoY, 2024: +7,3% YoY), di bawah guidance 2025 dari manajemen yang mengincar kisaran +7–8% YoY. Adapun bank umum syariah hasil spin–off unit usaha syariah ditargetkan mulai beroperasi pada Oktober 2025.
- $BSDE: Bumi Serpong Damai mencatatkan marketing sales sebesar 2,43 triliun rupiah pada 1Q25 (+9% YoY, -16% QoQ), setara 24,3% dari target 2025 di level 10 triliun rupiah. Kontribusi marketing sales terbesar berasal dari segmen ‘residensial’ (52,5%), diikuti ‘ruko’ (31%), ‘apartemen’ (6%), ‘komersial’ (5,5%), dan ‘penjualan kavling tanah ke joint venture’ (5%).
- $BTPN: Bank SMBC Indonesia akan membagikan dividen tahun buku 2024 senilai ~562,6 miliar rupiah atau ~52,8 rupiah per saham, setara 20% dividend payout ratio dan mengindikasikan dividend yield 2,5% per Kamis (24/4). Cum date di pasar reguler dan negosiasi pada 30 April 2025, sementara pembayaran pada 23 Mei 2025.
- $HEAL: Direktur Keuangan Medikaloka Hermina, Yulisar Khiat, mengatakan bahwa pihaknya menargetkan pendapatan sebesar 7,8 triliun rupiah selama 2025 (+16% YoY dari realisasi 2024), dengan target EBITDA sebesar 2,2 triliun rupiah (+15% YoY dari realisasi 2024). Untuk mencapai target tersebut, HEAL berencana membangun 2 rumah sakit baru di Bali dan Salatiga, serta menambah kapasitas tempat tidur dari 8.252 unit menjadi 9.000 unit.
- $MIKA: Kontan melaporkan bahwa Mitra Keluarga Karyasehat menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sebesar double digit selama 2025. Untuk mencapai target tersebut, MIKA mengalokasikan capex sekitar 800 miliar–1 triliun rupiah selama 2025 (vs. alokasi 2024: 1 triliun rupiah) dan berencana membangun 2 rumah sakit baru dengan total kapasitas sekitar 90–110 tempat tidur.
- $TOWR: Pemegang saham Sarana Menara Nusantara menyetujui pembagian dividen tahun buku 2024 senilai 800 miliar rupiah (24% dividend payout ratio), mengindikasikan dividen final 9,9 rupiah per saham dengan indikasi dividend yield 1,8% per Kamis (24/4). Cum date dan tanggal pembayaran belum diumumkan. Sebelumnya, TOWR telah membagikan dividen interim tahun buku 2024 senilai 300,2 miliar rupiah atau 6 rupiah per saham pada Januari 2025.
- $TPIA: Chandra Asri Pacific melalui anak usahanya, PT Chandra Daya Investasi, membeli seluruh saham di PT Barito Investa Prima dari pihak afiliasi, Barito Pacific ($BRPT) dan PT Griya Idola, senilai 90 miliar rupiah. Akuisisi ini ditujukan untuk memperkuat infrastruktur logistik dan fasilitas penyimpanan milik PT Chandra Daya Investasi.
Top Gainer 🔥
+7,00% | +6,92% | +6,36% | +5,93% |
Top Loser 🤕
-6,74% | -4,95% | -4,38% | -4,30% |
🔥 Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui…
- Wall Street Journal pada Rabu (23/4) melaporkan bahwa pemerintah AS sedang mempertimbangkan untuk memangkas tarif impor dari China dalam upaya de–eskalasi ketegangan. Pejabat anonim di Gedung Putih mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa tarif untuk China dapat turun dari level saat ini di 145% ke kisaran 50–65%. Sementara itu, Reuters melaporkan bahwa rencana ini masih menunggu pembicaraan dengan China, mengingat keputusan untuk menurunkan tarif tidak akan dilakukan hanya sepihak.
- Kementerian Perdagangan China mengatakan pada Kamis (24/4) bahwa tidak ada negosiasi tarif dengan AS, serta menyebut bahwa klaim terkait kemajuan dalam pembicaraan tersebut tidaklah berdasarkan fakta. Juru bicara Kementerian Perdagangan China, He Yadong, mengatakan bahwa AS harus menghapuskan semua tarif sepihak terhadap China jika benar–benar ingin menyelesaikan masalah ini.
- Reuters melaporkan bahwa beberapa anggota OPEC+ akan mengusulkan kelompok tersebut untuk mempercepat kenaikan produksi minyak pada Juni 2025, didorong oleh perselisihan antara anggota mengenai kepatuhan terhadap kuota produksi. Jika terwujud, langkah tersebut menandai kenaikan produksi dalam 2 bulan beruntun. Harga minyak sendiri sempat mencapai titik terendahnya dalam 4 tahun terakhir pada April 2025, ditekan oleh perang dagang AS–China dan keputusan mengejutkan dari OPEC+ untuk meningkatkan produksi minyak sebesar 411.000 barel per hari mulai dari Mei 2025, atau 3x lebih banyak dari rencana awal. Sebanyak 8 negara anggota OPEC+ akan menggelar pertemuan pada 5 Mei 2025 untuk membahas rencana produksi Juni 2025.
- Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengatakan pada Kamis (24/4) bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 kemungkinan akan tetap berada di kisaran +5% YoY, meski terjadi ketegangan perdagangan global (vs. realisasi 2024: +5,03% YoY). Pernyataan Sri Mulyani tersebut muncul berselang 2 hari setelah IMF memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 dan 2026 masing–masing dari +5,1% YoY menjadi +4,7% YoY. Pemerintah sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar +5,2% YoY pada 2025 dan Presiden Prabowo Subianto berjanji untuk meningkatkan pertumbuhan menjadi +8% YoY pada 2029.
- Kementerian Investasi dan Hilirisasi mencatat bahwa realisasi investasi di Indonesia pada 1Q25 mencapai 465,2 triliun rupiah (+15,9% YoY, +2,7% QoQ), setara 24,4% dari target 2025 di level 1.905,6 triliun rupiah, dengan serapan tenaga kerja sebanyak 594.104 orang. Dari total jumlah realisasi investasi tersebut, penanaman modal asing berkontribusi sebesar 230,4 triliun rupiah (+12,7% YoY) menandai pertumbuhan secara tahunan yang terlemah dalam 5 kuartal terakhir.
- Reuters melaporkan bahwa importir batu bara Indonesia di China tidak menggunakan Harga Batubara Acuan (HBA) dalam transaksinya karena referensi harga tersebut tidak transparan, kurang cepat diperbarui, dan lebih mahal. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia juga mengatakan kepada Reuters bahwa eksportir batu bara Indonesia tidak menggunakan HBA sebagai referensi harga karena importir China lebih mengenal mekanisme harga Indonesian Coal Index. Sebelumnya, meski telah diimplementasikan sejak 1 Maret 2025, pemerintah memberikan relaksasi kepada eksportir untuk tetap dapat menggunakan Indonesian Coal Index (ICI) sebagai acuan harga jual bagi kontrak existing.
- Direktur Jenderal di Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu, mengatakan pada Rabu (23/4) bahwa rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) periode 2025–2034 tidak membahas target pensiun dini PLTU. Senada dengan Jisman, anggota Komisi XII DPR, Ramson Siagian, menyebut bahwa keputusan untuk memensiunkan PLTU baru akan dikaji setelah kontrak dengan PLN rampung, guna memastikan pasokan listrik di masa depan. Sebelumnya, Kementerian ESDM telah merilis Peraturan Menteri ESDM No. 10/2025 yang memungkinkan pelaksanaan percepatan pengakhiran masa operasional PLTU.
- Pengendali sekaligus Direktur Utama Sarana Mitra Luas ($SMIL), Hadi Suhermin, membeli ~21,2 juta saham SMIL dengan harga 492 rupiah per lembar pada 23 April 2025. Total nilai transaksi mencapai ~10,4 miliar rupiah. Setelah transaksi ini, kepemilikan langsung Hadi Suhermin di SMIL naik dari 50,08% menjadi 50,32%.
🦍 Strategi Hadapi “Sell in May and Go Away” di IHSG
"Jual semua saham saat pasar rawan justru bisa bikin kelewat cuan — yang penting strategi dan kesiapan, bukan panik." - Illusix
Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini
“Sell in May and go away,” adalah istilah yang kerap digaungkan di bulan Mei. Dimana hal ini merupakan ajakan untuk keluar dari pasar modal di bulan Mei karena berbagai alasan. Namun apakah benar demikian? Faktanya, dalam 20 tahun terakhir, IHSG justru lebih sering naik di bulan Mei! Meski begitu, tetap ada risiko yang perlu diwaspadai, baik dari faktor domestik maupun global. Dalam tulisan terbarunya, Illusix membagikan tentang tips menghadapi gejolak market di bulan Mei, strategi yang mesti dilakukan hingga saham-saham yang potensial untuk dipantau. Selengkapnya, dapat kamu baca pada tulisan berikut ini!