💰 BBRI 1Q25: Laba Bersih -14% YoY, Fokus Rombak Segmen Mikro / by Stockbit Snips

Photo by: Stockbit Snips

Daily Market Performance 🚀

IHSG Foreign Flow  Kurs USD/IDR Gold
6.766 +0,26% +Rp143 miliar  16.601 -0,96% 3.292 -1,24%


Oil Coal CPO Nickel
62,7 -0,92% 100,5 +1,46% 3.906 -0,94% 15.600 +0,32%


👋 Stockbitor!

Bank Rakyat Indonesia ($BBRI) mencatatkan laba bersih sebesar 13,7 triliun rupiah pada 1Q25 (-14% YoY, -9,4% QoQ), relatif sejalan dengan ekspektasi (23% estimasi 2025F konsensus). Penurunan laba bersih secara tahunan utamanya disebabkan oleh lonjakan beban provisi menjadi 12,3 triliun rupiah (+15% YoY, +41% QoQ). Net Interest Income (NII) dan Pre–provision Operating Profit (PPOP) relatif flat pada 1Q25, masing–masing turun -2% YoY dan -3% YoY.

Segmen Mikro Masih Menantang, Proses Perombakan sedang Dijalankan 

Credit cost (CoC) berada di level 3,5% pada 1Q25, lebih tinggi dibandingkan guidance 2025 dari manajemen yang berkisar 3–3,2%. Sebagai pengingat, manajemen BBRI pada Januari 2025 memutuskan untuk menambah provisi (management overlay) dengan CoC bank–only naik hingga ke level 5,6% pada bulan tersebut. NPL meningkat dari akhir 2024 ke level 3% pada 1Q25, meski lebih rendah secara tahunan (vs. 2024: 2,8%, 1Q24: 3,1%). Peningkatan NPL tersebut utamanya terjadi pada segmen mikro yang naik ke level 3,4% (vs. 2024: 2,9%, 1Q24: 2,7%). 

Perombakan yang sedang ditempuh oleh manajemen baru pada segmen mikro membuat penyaluran kredit mikro semakin ketat, tercermin dari penurunan kredit segmen mikro bank–only sebesar -3% YoY pada 1Q25 (vs. 2024: -1% YoY). Secara konsolidasi, kredit untuk segmen mikro dan ultra–mikro masih tumbuh +2% YoY pada 1Q25, didorong sepenuhnya oleh pertumbuhan pembiayaan dari Pegadaian (+30% YoY) dan PNM (+5% YoY).

Akeselerasi Pertumbuhan CASA, CoF Membaik 

Dana murah (CASA) tumbuh +7% YoY pada 1Q25 (vs. 2024: +5% YoY), sementara total deposit flat (+0,4% YoY). Kenaikan pertumbuhan CASA membuat Cost of Fund (CoF) turun ke level 3,5% (vs. 2024: 3,7%, 1Q24: 3,6%). Meski demikian, perbaikan CoF tidak mampu mendongkrak NIM yang secara konsolidasi turun ke level 7,7% pada 1Q25 (vs. 2024: 7,8%, 1Q24: 8%) akibat penurunan lending yield ke level 12,9% (vs. 2024: 13,3%, 1Q24: 13,6%). 

Selain perombakan segmen mikro, penguatan funding franchise juga jadi salah satu prioritas manajemen baru, sehingga laju pertumbuhan positif CASA diharapkan dapat terus berlanjut. Dari aspek likuiditas, tantangan yang dihadapi BBRI relatif lebih ringan dibandingkan Bank Negara Indonesia ($BBNI) dan Bank Mandiri ($BMRI), mengingat pertumbuhan kredit saat ini bukanlah fokus utama BBRI. LDR berada di level 86% pada 1Q25 (vs. 2024: 88,9%) seiring pertumbuhan kredit yang relatif rendah di level +5% YoY.

Key Takeaway

Manajemen BBRI masih mempertahankan guidance 2025 untuk saat ini, meski pertumbuhan kredit dan CoC pada 1Q25 tidak sebaik guidance. Terkait dengan risiko tarif global, BBRI menyebut bahwa eksposur langsung dari klien yang melakukan ekspor ke AS mencapai ~20 triliun rupiah, setara ~1,5% dari total kredit. Namun, risiko tidak langsung (indirect) berpotensi datang dari pelemahan ekonomi Indonesia yang memiliki korelasi lebih besar dengan segmen UMKM. Kami menilai bahwa progres perbaikan kualitas aset pada segmen mikro masih akan menjadi faktor kunci yang perlu dicermati oleh investor, di mana perbaikan kualitas aset akan memungkinkan segmen ini untuk kembali bertumbuh ke depannya. 

🚗 ASII 1Q25: Laba Bersih -7% YoY, Sedikit di Bawah Ekspektasi

  1. $ASII: Astra International mencatatkan laba bersih sebesar 6,9 triliun rupiah pada 1Q25 (-7% YoY, -16% QoQ), sedikit di bawah ekspektasi (21% estimasi 2025F konsensus). Penurunan laba bersih utamanya didorong oleh rendahnya kinerja segmen ‘alat berat, pertambangan, dan energi’ – di bawah United Tractors ($UNTR) – yang mencatatkan laba bersih sebesar 2 triliun rupiah (-30% YoY). Sementara itu, segmen ‘otomotif’ dan segmen ‘jasa keuangan’ relatif lebih stabil, dengan laba bersih masing–masing di level 2,7 triliun rupiah (-4% YoY) dan 2,1 triliun rupiah (+3% YoY).
  2. $GGRM: Gudang Garam mencatatkan laba bersih sebesar 104 miliar rupiah pada 1Q25 (vs. 1Q24: untung 596 miliar rupiah, 4Q24: rugi 11 miliar rupiah). Pendapatan turun menjadi 23 triliun rupiah (-12% YoY, -6,8% QoQ), dengan seluruh segmen penjualan rokok mengalami penurunan (SKM: -12% YoY, SKT: -18% YoY, klobot: -22% YoY). Selain itu, margin laba kotor dan margin laba usaha turun secara tahunan masing–masing ke level 8,7% (vs. 1Q24: 10,6%, 4Q24: 8,3%) dan 1,4% (vs. 1Q24: 3,7%, 4Q24: 0,3%) pada 1Q25.
  3. $BUKA: Bukalapak mencatatkan perbaikan adjusted EBITDA secara kuartalan menjadi minus 20 miliar rupiah pada 1Q25 (vs. 1Q24: positif 15 miliar rupiah, 4Q24: minus 147 miliar rupiah). Perbaikan adjusted EBITDA ini didorong oleh kenaikan contribution margin menjadi 80 miliar rupiah (vs. 1Q24: 124 miliar rupiah, 4Q24: 41 miliar rupiah) serta penurunan biaya operasional (biaya umum dan administrasi) menjadi 182 miliar rupiah (vs. 1Q24: 208 miliar rupiah, 4Q24: 583 miliar rupiah). Secara bottom–line, BUKA membukukan laba bersih sebesar 112 miliar rupiah pada 1Q25 (vs. 1Q24: minus 39 miliar rupiah, 4Q24: minus 955 miliar rupiah).
  4. $CTRA: Ciputra Development mencatatkan laba bersih sebesar 660 miliar rupiah pada 1Q25 (+37% YoY, -22% QoQ), melampaui ekspektasi karena setara 29% 2025F konsensus (vs. 1Q24: 23% realisasi laba bersih 2024, 1Q23: 22% realisasi laba bersih 2023). Pertumbuhan laba bersih secara tahunan didukung oleh pertumbuhan pendapatan menjadi 2,7 triliun rupiah (+18% YoY, -33% QoQ) seiring meningkatnya revenue recognition segmen real–estate menjadi 2,2 triliun rupiah (+23% YoY). Laba bersih juga ditopang oleh ekspansi margin laba bersih menjadi 24,2% (vs. 1Q24: 20,9%, 4Q24: 20,9%) seiring kenaikan margin laba usaha menjadi 33,2% (vs. 1Q24: 31,7%, 4Q24: 32,7%) dan beban keuangan bersih yang flat di level 205 miliar rupiah (vs. 1Q24: 201 miliar rupiah, 4Q24: 340 miliar rupiah).
  5. $MIDI: Midi Utama Indonesia mencatatkan laba bersih sebesar 190 miliar rupiah pada 1Q25 (+20% YoY, +139% QoQ), melampaui ekspektasi karena setara 27% dari estimasi 2025F konsensus (vs. 3 tahun terakhir: ~23%). Laba bersih pada 1Q25 yang solid didorong oleh pertumbuhan pendapatan menjadi 5,5 triliun rupiah (+15% YoY, +6% QoQ), setara 26% estimasi 2025F konsensus (vs. 3 tahun terakhir: ~23%), dengan same store sales growth (SSSG) sebesar +12,46% YoY (vs. 1Q24: +13,67% YoY). Pertumbuhan laba bersih juga didorong margin laba kotor yang stabil di level 26,3% (vs. 1Q24: 26,5%, 4Q24: 25,5%) dan penurunan rasio opex–to–sales ke level 22,7% (vs. 1Q24: 23,3%, 4Q24: 24,4%), sehingga laba usaha tumbuh menjadi 245 miliar rupiah (+17% YoY, +122% QoQ) dan setara 32% dari estimasi 2025F konsensus (vs. 3 tahun terakhir: ~26%).
  6. $CPIN: Charoen Pokphand Indonesia mencatatkan laba bersih sebesar 1,5 triliun rupiah pada 1Q25 (+16% QoQ, +116% YoY), melampaui ekspektasi (34%/36% estimasi 2025F Stockbit/konsensus). Hasil ini menandai laba bersih kuartalan tertinggi sejak 4Q20. Kenaikan laba bersih pada 1Q25 utamanya ditopang oleh perbaikan laba usaha segmen processed chicken yang tumbuh +275% QoQ menjadi 331 miliar rupiah (vs. 1Q24: rugi 102 miliar rupiah, 4Q24: laba 88 miliar rupiah) dan masih kuatnya laba usaha segmen feed yang mencapai 1 triliun rupiah (-13% QoQ, +40% YoY).
  7. $TPMA: Pemegang saham Trans Power Marine menyetujui rencana pembagian dividen tahun buku 2024 senilai 281 miliar rupiah atau 80 rupiah per saham, setara ~67% dividend payout ratio dan mengindikasikan dividend yield 11,3% per Rabu (30/4). Cum date dan tanggal pembayaran belum diketahui.
  8. $ISAT: Indosat mencatatkan laba bersih sebesar 1,3 triliun rupiah pada 1Q25 (+1% YoY, +27% QoQ), sesuai ekspektasi (23% estimasi 2025F konsensus). Secara operasional, laba usaha mencapai 2,5 triliun rupiah (-10% YoY, +2% QoQ), sedikit di bawah ekspektasi (21% estimasi 2025F konsensus), akibat penurunan pendapatan (-2% YoY, -4% QoQ) dan kenaikan beban pokok pendapatan (+3% YoY, -3% QoQ). EBITDA tercatat sebesar 6,4 triliun rupiah (-1% YoY, +1% QoQ), di bawah guidance 2025 dari manajemen yang memperkirakan pertumbuhan lebih dari +10%. Rata–rata pendapatan per pengguna (ARPU) segmen mobile naik ke level 39,2 ribu rupiah (+5% YoY, +1% QoQ), tetapi jumlah pelanggan turun ke level 95,4 juta (-5% YoY, +1% QoQ).
  9. $HMSP: Hanjaya Mandala Sampoerna mencatatkan laba bersih sebesar 1,9 triliun rupiah pada 1Q25 (-15% YoY, +35% QoQ). Penurunan laba bersih secara tahunan disebabkan oleh kenaikan beban usaha (+20% YoY, -18% QoQ), sehingga margin laba usaha turun secara tahunan ke level 8,3% pada 1Q25 (vs: 1Q24: 8,8%, 4Q24: 5,4%). Sementara itu, margin laba kotor naik menjadi 17,4% pada 1Q25 (vs. 1Q24: 16,3%, 4Q24: 16,2%), terefleksi pada pertumbuhan laba kotor (+5,6% YoY, +5,2% QoQ). Secara top–line, pendapatan turun pada 1Q25 (-1,1% YoY, -2,1% QoQ) akibat penurunan harga jual rata–rata (-2,1% YoY, -2,6% QoQ) di tengah kenaikan tipis volume penjualan (+0,6%, YoY, +0,5% QoQ). Kenaikan tipis volume penjualan ditopang oleh penjualan segmen sigaret kretek tangan (+8% YoY) dan IQOS (+39% YoY).
  10. $JSMR: Jasa Marga mencatatkan laba bersih sebesar 927 miliar rupiah pada 1Q25 (+49% YoY, +25% QoQ), setara 24% estimasi 2025F konsensus (vs. 1Q24: 13% realisasi laba bersih 2024). Pertumbuhan laba bersih pada 1Q25 didorong oleh pendapatan yang naik menjadi 6,5 triliun rupiah (+7% YoY, -23% QoQ) dan penurunan beban keuangan menjadi 791 miliar rupiah (-22% YoY, -13% QoQ). 
  11. $MIKA: Mitra Keluarga Karyasehat mencatatkan laba bersih sebesar 311 miliar rupiah pada 1Q25 (+8% YoY, +14% QoQ), sejalan dengan ekspektasi (25% estimasi 2025F konsensus). Secara operasional, pendapatan tumbuh tipis menjadi 1,3 triliun rupiah (+2% YoY, +1% QoQ) dan margin laba kotor sedikit mengalami ekspansi (+70 bps YoY, +50 bps QoQ). Pertumbuhan laba bersih pada 1Q25 didukung oleh kenaikan pendapatan keuangan menjadi 25 miliar rupiah (vs. 1Q24: 16 miliar rupiah, 4Q24: 22 miliar rupiah) dan penurunan beban pajak (-7% YoY, -29% QoQ).
  12. $DMAS: Puradelta Lestari mencatatkan laba bersih sebesar 355 miliar rupiah pada 1Q25 (-3% YoY, +69% QoQ). Penurunan laba bersih secara tahunan utamanya ditekan oleh menurunnya pendapatan menjadi 508 miliar rupiah (-8% YoY) seiring penurunan revenue recognition segmen industrial menjadi 473 miliar rupiah (-7% YoY). Penurunan pendapatan tersebut terkompensasi sebagian oleh ekspansi margin laba kotor ke level 71,3% (vs. 1Q24: 68%, 4Q24: 68,4%) dan kenaikan pendapatan lain–lain menjadi 70 miliar rupiah (+5% YoY, +29% QoQ).

Top Gainer 🔥

$MIDI $KLBF $INDF $CPIN
+14,04% +8,33% +6,67% +6,53%


Top Loser 🤕

$ISAT $SMIL $BBYB $MYOR
-9,56% -9,09% -7,80% -7,69%


 🔥 Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui…

  1. Mahkamah Konstitusi pada Selasa (29/4) memutuskan untuk melarang pemerintah, perusahaan, lembaga, atau kelompok dengan identitas tertentu” untuk mengajukan pengaduan pencemaran nama baik terhadap seseorang. Keputusan ini diambil setelah aktivis lingkungan menggugat pasal dalam UU ITE yang dinilai mengancam kebebasan berpendapat.
  2. Mastersystem Infotama ($MSTI) mencatatkan laba bersih sebesar 115 miliar rupiah pada 1Q25 (+10% YoY, -47% QoQ), sejalan dengan ekspektasi kami karena setara 19% estimasi 2025F Stockbit (vs. 1Q24: 20% realisasi laba bersih 2024). Pertumbuhan laba bersih secara tahunan pada 1Q25 utamanya didorong oleh peningkatan laba usaha dan kenaikan pendapatan bunga bersih menjadi 9 miliar rupiah (vs. 1Q24: 2 miliar rupiah, 4Q24: 2 miliar rupiah). Laba usaha pada 1Q25 tumbuh +8% YoY ke level 135 miliar rupiah, didorong oleh kenaikan pendapatan sebesar +6% YoY menjadi 1,2 triliun rupiah.
  3. Ramayana Lestari Sentosa ($RALS) mencatatkan laba bersih sebesar 218 miliar rupiah pada 1Q25 (vs. 1Q24: 107 miliar rupiah, 4Q24: 61 miliar rupiah). Peningkatan ini didorong oleh pergeseran seasonality Lebaran, mengingat laba bersih pada 1Q24 dan 1Q23 hanya setara 34% dan 10% dari total laba bersih tahun tersebut. Pendapatan pada 1Q25 melonjak menjadi 1,1 triliun rupiah (+38% YoY, +77% QoQ), dengan laba usaha naik menjadi 241 miliar rupiah (vs. 1Q24: 106 miliar rupiah, 4Q24: 49 miliar rupiah) seiring ekspansi margin laba usaha ke level 21% (vs. 1Q24: 12,7%, 4Q24: 7,5%).
  4. Amman Mineral Indonesia ($AMMN) berencana melakukan buyback hingga 0,17% saham dengan alokasi dana hingga 50 juta dolar AS atau 835 miliar rupiah pada 30 April–31 Juli 2025. Rencana ini tidak memerlukan persetujuan RUPS, seiring relaksasi yang diberikan oleh OJK untuk mendukung stabilitas pasar modal.
  5. Pemegang saham Raharja Energi Cepu ($RATU) pada Rabu (30/4) menyetujui rencana pembagian dividen tahun buku 2024 senilai ~109 miliar rupiah atau 40 rupiah per saham, setara ~46% dividend payout ratio dan mengindikasikan dividend yield 0,7% per Rabu (30/4). Cum date di pasar reguler dan negosiasi pada 8 Mei 2025, dengan pembayaran pada 4 Juni 2025. Pemegang saham RATU juga menyetujui pengangkatan Adrian Hartadi sebagai direktur dan Merly sebagai komisaris. Sebagai konteks, Merly merupakan direktur di Barito Renewables Energy ($BREN), sementara Adrian juga menjabat sebagai general manager di PT Chandra Daya Investasi yang merupakan anak usaha Chandra Asri Pacific ($TPIA).
  6. ABM Investama ($ABMM) akan membagikan dividen tahun buku 2024 senilai 421 miliar rupiah atau 153 rupiah per saham, setara 18% dividend payout ratio dan mengindikasikan dividend yield 4,6% per Rabu (30/4). Cum date di pasar reguler dan negosiasi pada 6 Mei 2025, sementara pembayaran pada 28 Mei 2025.
  7. Pembangunan Jaya Ancol ($PJAA) akan membagikan dividen tahun buku 2024 senilai 38 miliar rupiah atau 24 rupiah per saham, setara 22% dividend payout ratio dan mengindikasikan dividend yield 4,8% per Rabu (30/4). Cum date di pasar reguler dan negosiasi pada 6 Mei 2025, sementara pembayaran pada 28 Mei 2025.
  8. Bank Danamon ($BDMN) mengumumkan rencana merger antara anak usahanya, Adira Dinamika Multi Finance ($ADMF), dengan Mandala Multifinance ($MFIN). Rencana aksi korporasi ini ditargetkan rampung pada 1 Oktober 2025 dan ADMF akan menjadi surviving entity. Berdasarkan penilaian kantor jasa penilai publik, perbandingan antara nilai pasar saham ADMF dan MFIN adalah sebesar 1:0,052401, di mana setiap 1 saham MFIN setara 0,052401 saham ADMF. Setelah merger, pemegang saham ADMF akan mencakup BDMN (74,5%) dan MUFG (18,9%). Rencana ini akan dibahas dalam RUPSLB masing–masing emiten pada 30 Juni 2025.
  9. Selamat Sempurna ($SMSM) akan membagikan dividen interim tahun buku 2025 senilai 144 miliar rupiah atau 25 rupiah per saham, mengindikasikan dividend yield 1,4% per Rabu (30/4). Cum date di pasar reguler dan negosiasi pada 8 Mei 2025, sementara pembayaran pada 27 Mei 2025.

🙀 Saham Konglomerasi yang Jarang Dilirik

"Kadang yang tidak ramai justru yang paling tahan lama." - Ownchris 
Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini

Saham-saham dari grup konglomerasi menawarkan kekuatan tersembunyi lewat diversifikasi bisnis yang luas, kinerja stabil, dan potensi dividen yang menarik, meskipun sering luput dari perhatian pasar. Dengan fundamental yang solid dan valuasi yang masih tergolong murah, jenis saham ini menjadi pilihan ideal bagi investor yang fokus pada pertumbuhan jangka panjang dan kestabilan portofolio. Untuk memahami lebih dalam mengapa jenis saham ini patut diperhatikan, baca artikel lengkapnya dan temukan datanya langsung!



Copyright 2025 Stockbit, all rights reserved. Anda menerima email ini karena terdaftar sebagai akun aktif di Stockbit atau telah daftar melalui website Stockbit / Stockbit Snips.
Disclaimer: 
Email ini dikirim oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (“Stockbit”), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Semua konten dalam email ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/ menjual saham tertentu. Always do your own research
Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.
Domain resmi Stockbit adalah “https://stockbit.com/” dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri “@Stockbit.com” Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.