Photo by: Stockbit Snips
Daily Market Performance 🚀
|
|
|
|
6.828 -1,42% | -842 miliar | 16.495 -0,25% | 3.348 -1,29% |
|
|
|
|
62,1 +1,65% | 102,8 -2,33% | 3.801 +1,96% | 15.550 +0,01% |
👋 Stockbitor!
The Fed pada Rabu (7/5) waktu setempat memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25–4,5%, sejalan dengan ekspektasi konsensus. Keputusan ini mencerminkan pendekatan wait–and–see di tengah ketidakpastian global akibat tarif dari AS, meski Presiden AS, Donald Trump, menekan The Fed untuk segera memangkas suku bunga acuan.
Kepala The Fed, Jerome Powell, mengatakan bahwa saat ini masih terlalu dini untuk menentukan apakah inflasi atau pengangguran yang akan menjadi risiko utama ke depan. Secara umum, The Fed mencatat bahwa ekonomi AS terus berkembang dengan pertumbuhan yang solid. Meski perkiraan awal menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS terkontraksi -0,3% secara annualized pada 1Q25, The Fed mengaitkan hal tersebut sebagai dampak dari lonjakan impor guna mengantisipasi tarif. The Fed sendiri menyebut bahwa pasar tenaga kerja AS tetap “solid” dan inflasi masih “cukup tinggi.”
Powell juga menambahkan bahwa The Fed tidak perlu terburu–buru dalam menyesuaikan suku bunga sampai ada kepastian lebih lanjut mengenai arah kebijakan perdagangan dari pemerintah AS.
Pemerintah AS memang terlihat cukup inkonsisten dengan kebijakan tarifnya, sehingga menimbulkan ketidakpastian. Sebagai contoh, beberapa hari setelah mengumumkan tarif resiprokal, Trump memutuskan untuk menunda implementasi tarif yang lebih tinggi selama 90 hari untuk menyediakan waktu negosiasi bagi negara–negara terdampak, kecuali China. Pada akhir pekan ini, pemerintah AS akan bertemu dengan pemerintah China di Swiss, di mana Bloomberg melaporkan bahwa pertemuan kedua negara tersebut akan berfokus pada de–eskalasi perang dagang.
Pasar keuangan AS cenderung muted dan bergerak secara mixed pada Rabu (7/5) menyusul keputusan dan komentar The Fed. Ketiga indeks bursa saham AS menguat, dengan S&P 500 +0,43%, Nasdaq +0,27%, dan DJIA +0,70%. Adapun DXY naik +0,45%, sementara yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik +4 bps ke level 4,31%.
Di Indonesia, IHSG melemah -1,42% pada Kamis (8/5), sementara yield obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun relatif flat di level 6,86% dan kurs rupiah terhadap dolar AS menguat +0,25% ke level 16.495.
Key Takeaway
Market masih mengekspektasikan pemangkasan suku bunga The Fed sebanyak 75 bps hingga akhir 2025, berdasarkan analisis dari CME FedWatch Tool per Kamis (8/5).
Perkembangan negosiasi perdagangan menjadi faktor yang akan memengaruhi outlook suku bunga The Fed, sehingga perlu dicermati oleh investor. Selain rencana pertemuan dengan pemerintah China pada akhir pekan ini, pemerintah AS juga akan menandatangani kesepakatan dagang dengan Inggris pada Kamis (8/5) waktu setempat, menandai kesepakatan pertama sejak Trump mengumumkan tarif resiprokal.
🛵 GOTO Sebut Belum Capai Kesepakatan dengan Grab
- $GOTO: GoTo Gojek Tokopedia mengatakan dalam klarifikasi kepada BEI terkait rumor transaksi dengan Grab Holdings Ltd. (Nasdaq: GRAB) bahwa perseroan memang menerima penawaran–penawaran dari berbagai pihak dari waktu ke waktu. Meski demikian, GOTO menegaskan bahwa perseroan belum mencapai keputusan apapun terkait penawaran yang mungkin telah diketahui atau diterima oleh perseroan. Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa Grab tengah berupaya mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi GOTO pada 2Q25.
- $ASII: Pemegang saham Astra International menyetujui rencana pembagian dividen tahun buku 2024 senilai ~16,4 triliun rupiah atau setara 48% dividend payout ratio, mengindikasikan dividen final 308 rupiah per saham dengan yield dividen final 6,4% per Kamis (8/5). Cum date dan tanggal pembayaran belum diketahui. Jumlah dividen final ini sejalan dengan usulan manajemen pada Februari 2025. Sebelumnya, ASII telah membagikan dividen interim tahun buku 2024 senilai 98 rupiah per saham pada Oktober 2024.
- $JSMR: Pemegang saham Jasa Marga menyetujui rencana pembagian dividen tahun buku 2024 senilai ~1,1 triliun rupiah atau 156,23 rupiah per saham, setara 25% dividend payout ratio dan mengindikasikan dividend yield 3,9% per Kamis (8/5). Cum date dan tanggal pembayaran belum diketahui.
- $HEAL: Medikaloka Hermina mengumumkan telah merampungkan buyback saham untuk periode 21 Maret–2 Mei 2025, dengan jumlah saham yang dibeli mencapai ~83,2 juta (0,54%) saham. Total nilai transaksi ini mencapai ~99,3 miliar rupiah atau 1.196 rupiah per lembar.
- $INET: Sinergi Inti Andalan Prima melalui anak usahanya, PT Pusat Fiber Indonesia, mengumumkan kerja sama penyediaan fiber optic core senilai 242,6 miliar rupiah dengan PT Jejaring Mitra Persada. Dalam transaksi terpisah, INET berencana menggelar rights issue hingga 12,8 miliar saham baru dengan efek dilusi hingga 57,14%. Harga pelaksanaan belum diumumkan, sementara perolehan dana ditujukan untuk pengembangan usaha. Rencana ini akan dibahas dalam RUPSLB pada 12 Juni 2025.
- $CSRA: Direktur Cisadane Sawit Raya, Seman Senjaja, mengatakan bahwa pihaknya menargetkan pendapatan naik menjadi sekitar 1,25–1,3 triliun rupiah selama 2025 (vs. realisasi 2024: ~1,1 triliun rupiah). Target tersebut akan didukung oleh operasional pabrik kelapa sawit baru di Banyuasin, Sumatera Selatan pada Juni 2025, yang diproyeksikan akan meningkatkan produksi CPO perseroan dari 55.000 ton selama 2024 menjadi sekitar 65.000–70.000 ton selama 2025. Di sisi lain, Seman menyebut bahwa CSRA akan absen membagikan dividen tahun buku 2024 karena perseroan perlu mengantisipasi situasi ekonomi yang memburuk serta membayar utang jatuh tempo.
- $CBUT: Direktur Utama Citra Borneo Utama, Ronny Hertantyo Raharjo, mengatakan bahwa pihaknya menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar +35–40% YoY selama 2025.
Top Gainer 🔥
|
|
|
|
+26,0% | +9,95% | +3,54% | +3,20% |
Top Loser 🤕
|
|
|
|
-7,69% | -7,06% | -6,17% | -5,86% |
🔥 Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui…
- Bank Indonesia mencatat bahwa cadangan devisa pada April 2025 turun menjadi 152,5 miliar dolar AS (vs. Mar 2025: 157,1 miliar dolar AS), menandai level terendah sejak November 2024. Penurunan ini dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan upaya Bank Indonesia untuk menstabilkan kurs rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan. Posisi cadangan devisa pada April 2025 setara pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
- Head of Asia–Pacific Sovereigns di Fitch, Thomas Rookmaaker, mengatakan pada Rabu (7/5) bahwa Indonesia akan menghadapi tantangan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar +5% YoY pada 2025 seiring ketidakpastian dari perang dagang global dan melemahnya belanja konsumen. Fitch sendiri telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar -0,1 percentage point menjadi +4,9% YoY pada 2025, serta memperkirakan pertumbuhan pada 2026 hanya mencapai +4,7% YoY. Meski demikian, Rookmaaker menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi yang melambat tidak akan mengubah peringkat Indonesia, yang saat ini mendapatkan rating ‘BBB’ dengan outlook stabil dari Fitch.
- Badan informasi energi di AS mencatat bahwa stok minyak mentah AS turun 2 juta barrel pada pekan yang berakhir tanggal 2 Mei 2025, melampaui ekspektasi konsensus yang memperkirakan penurunan sebanyak 833.000 barrel.
- Direktur BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan pada Kamis (8/5) bahwa ada 2 perusahaan mercusuar (lighthouse company) yang akan IPO di bursa saham Indonesia selama 2025. Yetna menyebut bahwa kedua perusahaan tersebut bergerak di bidang energi dan consumer, meski dia tidak merinci identitasnya. BEI sendiri mencatat masih ada 30 perusahaan yang akan IPO pada 2025, dengan 10 di antaranya merupakan perusahaan dengan aset jumbo lebih dari 250 miliar rupiah.
- BEI pada Kamis (8/5) merilis 2 regulasi baru yang menjadi dasar hukum pelaksanaan kegiatan penyedia likuiditas (liquidity provider) untuk meningkatkan pendalaman dan kualitas pasar saham. Sebagai catatan, implementasi liquidity provider tidak berlaku untuk seluruh saham di BEI, di mana BEI setiap 6 bulan sekali akan menerbitkan daftar saham yang dapat dipilih oleh liquidity provider.
- Direktur Aspirasi Hidup Indonesia ($ACES), Sugiyanto Wibawa, telah mengajukan surat pengunduran diri dari jabatannya pada 6 Mei 2025. Rencana ini akan dibahas dalam RUPST pada 17 Juni 2025.
📈 Cara Menentukan Dynamic Support dan Resistance Pakai EMA yang Di–adjust
"Gak semua saham sama, makanya penting banget liat historis & gaya naik turunnya." - ariefhidayatst
Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini
Menggunakan indikator EMA sebagai dynamic resistance adalah cara praktis dan akurat untuk membaca pergerakan harga saham tanpa perlu repot menggambar garis manual. Dengan memasang beberapa EMA penting seperti EMA 20 hingga EMA 200, trader bisa mengidentifikasi level-level harga yang sering menjadi titik pantulan atau penolakan. Prosesnya melibatkan observasi historis terhadap perilaku harga terhadap setiap EMA, terutama di titik-titik pullback, lalu menyesuaikan mana EMA yang paling relevan untuk dijadikan acuan. Analisis ini akan lebih kuat jika divalidasi dengan volume dan pola candlestick. Penasaran bagaimana langkah-langkah praktisnya? Baca selengkapnya di sini!