🏦 BBNI 5M25: Laba Bersih -1% YoY / by Stockbit Snips

Photo by: Stockbit Snips

Daily Market Performance 🚀

IHSG Foreign Flow  Kurs USD/IDR Gold
6.897 +0,96% +Rp2,02 triliun 16.205 -0,52% 3.353 +0,29%


Oil Coal CPO Nickel
66,4 -0,12% 106,6 +0,00% 4.000 +0,88% 15.074 +1,03%


đź‘‹ Stockbitor!

Bank Negara Indonesia ($BBNI) mencatatkan laba bersih bank only sebesar 1,6 triliun rupiah pada Mei 2025 (-7% YoY, +6% MoM). Hasil ini membuat laba bersih selama 5M25 mencapai 8,5 triliun rupiah (-1% YoY), relatif lebih rendah dibandingkan ekspektasi konsensus yang memperkirakan laba bersih konsolidasi 2025F tumbuh +4% YoY.

Secara bulanan, laba bersih BBNI pada Mei 2025 menunjukkan pemulihan pasca–Lebaran, tetapi dengan pemulihan yang relatif lebih lemah dibandingkan Bank Mandiri ($BMRI) dan Bank Central Asia ($BBCA). Berdasarkan realisasi kinerja 5M25, kami melihat terdapat indikasi penurunan kinerja BBNI pada 2Q25 dibandingkan 1Q25, kecuali jika terdapat peningkatan kinerja yang signifikan pada bulan Juni 2025 dari level April–Mei 2025.

DPK dan Kredit Melambat

Per Mei 2025, pertumbuhan kredit BBNI berada di level +7% YoY, melambat dibandingkan level per Maret 2025 di +9% YoY dan berada di bawah guidance konsolidasi 2025 dari manajemen di kisaran +8–10% YoY. Kami menilai perlambatan ini terjadi seiring masih ketatnya likuiditas, yang tercermin pada Dana Pihak Ketiga (DPK) yang hanya tumbuh tipis +1% YoY per Mei 2025, melambat dibandingkan pertumbuhan sebesar +5% YoY per Maret 2025. Loan–to–Deposit Ratio (LDR) kembali naik ke level 94,5%, mendekati batas guidance 2025 dari manajemen di level 95%. 

Terbatasnya ruang pertumbuhan kredit dan ketatnya likuiditas menyebabkan Net Interest Income (NII) hanya dapat tumbuh +3% YoY selama 5M25. Non–Interest Income (Non–II) yang hanya tumbuh tipis +1% YoY dan opex yang naik +6% YoY menyebabkan Pre–Provision Operating Profit (PPOP) flat secara tahunan selama 5M25.

Peningkatan Beban Provisi

Beban provisi tercatat turun -18% MoM, tetapi masih meningkat +5% YoY pada Mei 2025, sehingga selama 5M25 beban provisi naik +2% YoY. Kami menyoroti peningkatan beban provisi pada April–Mei 2025, di mana rata–rata beban provisi mencapai ~670 miliar rupiah per bulan, lebih tinggi dibandingkan rata–rata pada 1Q25 di level ~500 miliar rupiah per bulan. Peningkatan ini juga tercermin pada Cost of Credit (CoC) yang naik dari 0,8% pada 1Q25 menjadi 0,9% selama 5M25 (vs. 5M24: 1%), meski masih di bawah guidance 2025 di kisaran 1%. 

Key Takeaway

Dengan posisi LDR yang tinggi dan hampir mencapai batas target manajemen, kami menilai pelonggaran likuiditas menjadi faktor utama untuk kembali memberikan ruang pertumbuhan bagi BBNI. Peningkatan beban provisi dalam 2 bulan terakhir juga akan menjadi fokus kami pada earnings call 2Q25. Selain itu, kami juga melihat potensi kembali dipangkasnya estimasi laba bersih 2025F oleh konsensus, setelah pemangkasan sebanyak -5%/-11% dalam 3/6 bulan terakhir. Dari sisi valuasi, BBNI diperdagangkan pada 0,8x 1–Year Forward P/BV per Kamis (26/6), hampir menyentuh -1 Standar Deviasi (0,77x) di bawah rata–rata historis 5 tahun. Pada level ini, kami melihat BBNI menawarkan potensi dividend yield minimum 7%


🤝 Pengendali Borong 91 Juta Saham PTRO Senilai Rp202 M

  1. $PTRO: Anak usaha Petrindo Jaya Kreasi ($CUAN) sekaligus pengendali Petrosea, PT Kreasi Jasa Persada, membeli 91 juta saham PTRO dengan harga rata–rata 2.220 rupiah per lembar pada 24 Juni 2025. Total nilai transaksi mencapai ~202 miliar rupiah. Setelah transaksi ini, kepemilikan PT Kreasi Jasa Persada di PTRO naik dari 44,385% menjadi 45,287%.
  2. $MEDC: Medco Energi Internasional mengumumkan telah menandatangani kesepakatan dengan Repsol E&P, S.à.r.l. untuk mengakuisisi Fortuna International (Barbados), Inc selaku pemegang hak kepemilikan tidak langsung sebesar 24% di PSC Corridor. Nilai transaksi mencapai 425 juta dolar AS atau ~6,9 triliun rupiah, serta diharapkan dapat rampung pada 3Q25. PSC Corridor memiliki 7 lapangan produksi gas dan 1 lapangan produksi minyak, yang seluruhnya berlokasi di daratan Sumatra Selatan. MEDC menjelaskan bahwa penjualan gas dari PSC Corridor dilakukan melalui kontrak jangka panjang kepada pembeli “bereputasi tinggi” di Indonesia dan Singapura. Direktur Utama MEDC, Hilmi Panigoro, mengatakan bahwa akuisisi ini sejalan dengan strategi perseroan untuk memiliki dan mengembangkan aset berkualitas tinggi yang menghasilkan arus kas yang kuat.
  3. $AADI: Adaro Andalan Indonesia mengumumkan telah menjual ~3,68% kepemilikan saham di Cita Mineral Investindo ($CITA) kepada anak usaha Alamtri Minerals Indonesia ($ADMR), PT Alamtri Indo Aluminium, senilai ~572,8 miliar rupiah atau 3.934 rupiah per saham. AADI menjelaskan bahwa hasil dari penjualan saham tersebut akan digunakan untuk memperkuat posisi keuangan, sementara ADMR menyebut pembelian saham CITA dilakukan dalam rangka meningkatkan portofolio investasi.
  4. $SCMA: Pengendali Surya Citra Media, Elang Mahkota Teknologi ($EMTK), mengumumkan telah membeli ~668,2 juta saham SCMA dengan harga rata–rata ~159,5 rupiah per lembar pada periode 12–25 Juni 2025. Total nilai transaksi mencapai ~106,6 miliar rupiah. Setelah transaksi ini, kepemilikan EMTK di SCMA naik dari 64,02% menjadi 64,92%.
  5. $INDY: Indika Energy menandatangani fasilitas kredit multicurrency senilai 203 juta dolar AS dan 2,8 triliun rupiah dari Bank Mandiri ($BMRI), Bank Negara Indonesia ($BBNI), Bank DBS Indonesia, dan Bank UOB Indonesia. Fasilitas ini ditujukan untuk pembayaran penuh atas perjanjian fasilitas kredit senilai 250 juta dolar AS tertanggal 2 Maret 2023 serta mendanai proyek pertambangan emas Awak Mas yang dikelola anak usaha perseroan, PT Masmindo Dwi Area.
  6. $PWON: Pemegang saham Pakuwon Jati pada Rabu (25/6) menyetujui rencana pembagian dividen tahun buku 2024 sebesar 626 miliar rupiah atau 13 rupiah per saham. Jumlah tersebut setara 30% dividend payout ratio (vs. 2023: 21%) dan mengindikasikan dividend yield ~3,5% per Kamis (26/6). Cum date dan tanggal pembayaran belum diumumkan.
  7. $ASSA: Adi Sarana Armada akan membagikan dividen tahun buku 2024 sebesar ~185 miliar rupiah atau ~76% dividend payout ratio (vs. 2023: ~71%). Jumlah tersebut setara dividen final 30 rupiah per saham dan mengindikasikan yield dividen final ~4,1% per Kamis (26/6). Cum date di pasar reguler dan negosiasi pada 3 Juli 2025, sementara pembayaran pada 25 Juli 2025. Sebelumnya, ASSA telah membagikan dividen interim sebesar 20 rupiah per saham pada November 2024.

Top Gainer 🔥

$MBMA $MARK $JPFA $BBTN
+6,38% +5,51% +4,91% +4,55%


Top Loser 🤕

$FILM $ACES $UNIQ $PTPP
-8,37% -4,08% -3,09% -2,29%


 🔥 Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui…

  1. Wall Street Journal melaporkan bahwa Presiden AS, Donald Trump, telah mempertimbangkan untuk memilih dan mengumumkan pengganti Ketua The Fed, Jerome Powell, pada September atau Oktober 2025 guna melemahkan posisi Powell. Jabatan Powell sendiri baru akan berakhir pada Mei 2026. Reuters melaporkan bahwa kandidat utama calon ketua The Fed usai Powell mengakhiri jabatannya mencakup mantan anggota gubernur The Fed Kevin Warsh, Kepala Dewan Ekonomi Nasional AS Kevin Hassett, anggota dewan gubernur The Fed saat ini Christopher Waller, dan Menteri Keuangan Scott Bessent. Trump pada Rabu (25/6) menyebut Powell “sangat buruk” karena tidak menurunkan suku bunga secara tajam. Sementara itu, Powell mengatakan kepada Senat AS bahwa kebijakan suku bunga harus hati–hati karena rencana tarif Trump berisiko meningkatkan inflasi.
  2. Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menjelaskan bahwa rencana pemungutan pajak penghasilan (PPh) pasal 22 kepada pedagang online melalui marketplace bertujuan untuk memperkuat pengawasan dan menutup celah shadow economy, menurut laporan Bloomberg Technoz. Direktur di Direktorat Jenderal Pajak, Rosmauli, mengatakan bahwa rencana tersebut ditujukan sebagai pengawasan kepada pedagang online yang belum menjalankan kewajiban perpajakan, baik karena kurang pemahaman maupun karena enggan menghadapi proses administratif yang dianggap rumit. Rosmauli menyebut bahwa peraturan mengenai penunjukan marketplace sebagai pemungut PPh pasal 22 masih dalam proses finalisasi di internal pemerintah. Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa besaran pajak yang akan dikenakan mencapai 0,5% dari pendapatan penjualan seller yang memiliki omzet tahunan antara 500 juta rupiah hingga 4,8 miliar rupiah. Narasumber Reuters juga mengatakan bahwa regulasi tersebut dapat diumumkan paling cepat pada bulan depan.
  3. Chairman Qilaa International Group, Sheikh Abdulaziz Al–Thani, mengatakan pada Kamis (26/6) bahwa pihaknya akan melakukan investasi awal sekitar 2,5 miliar dolar AS dalam proyek pembangunan 1 juta unit rumah terjangkau di Indonesia. Al–Thani menyebut pihaknya akan segera membangun 50.000 unit apartemen.
  4. Kepala Departemen Legal Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, Hasinah Jusuf, mengatakan bahwa konsolidasi perusahaan asuransi BUMN tidak akan berdampak pada bisnis perusahaan asuransi swasta. Pernyataan Hasinah muncul setelah COO BPI Danantara, Dony Oskaria, mengumumkan rencana konsolidasi atas 16 perusahaan asuransi BUMN, termasuk perusahaan–perusahaan terafiliasi BUMN seperti AXA Mandiri, BNI Life, dan BRI Life. Dony menjelaskan bahwa perusahaan asuransi BUMN saat ini berukuran kecil dan tidak cukup kompetitif.
  5. Apexindo Pratama Duta ($APEX) mengumumkan perolehan kontrak pengeboran laut senilai 7,4 juta dolar AS atau ~120 miliar rupiah dari PT Pertamina Hulu Mahakam untuk durasi pekerjaan selama 3 bulan.
  6. Pengendali Bank Victoria International ($BVIC), Victoria Investama ($VICO), membeli ~390,2 juta saham BVIC dengan harga 115 rupiah per lembar pada 18 Juni 2025. Total nilai transaksi mencapai ~44,9 miliar rupiah. Setelah transaksi ini, kepemilikan VICO di BVIC naik dari 52,01% menjadi 54,13%.

đź§  Saatnya Berhenti Salah Paham Tentang Breakout dan Arah Market

"Likuiditas itu penting karena menjadi target harga." – Prabaniswara
Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini

Pernah merasa harga pasar seperti menjebakmu? Mungkin karena kamu belum melihatnya dari sudut pandang Smart Money Concept (SMC). Berbeda dari pendekatan teknikal konvensional, SMC membongkar bagaimana institusi besar sebenarnya mengatur pergerakan harga untuk mencari likuiditas, memanfaatkan stop loss trader ritel, dan menciptakan pergerakan semu sebelum membalikkan arah. Konsep seperti order block, imbalance, dan struktur pasar jadi kunci memahami strategi tersembunyi ini. Kalau kamu penasaran bagaimana cara kerja “uang pintar” di balik layar pasar, baca tulisan lengkapnya dan temukan cara baru melihat market dengan lebih tajam dan logis di sini!





Copyright 2025 Stockbit, all rights reserved. Anda menerima email ini karena terdaftar sebagai akun aktif di Stockbit atau telah daftar melalui website Stockbit / Stockbit Snips.
Disclaimer: 
Email ini dikirim oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (“Stockbit”), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Semua konten dalam email ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/ menjual saham tertentu. Always do your own research
Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.
Domain resmi Stockbit adalah “https://stockbit.com/” dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri “@Stockbit.com” Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.