Saham CPIN merupakan saham dari PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), sebuah perusahaan raksasa yang bergerak di sektor agribisnis, mulai dari pakan ternak, ayam pedaging, hingga makanan olahan.
Dengan kapitalisasi pasar yang mencapai puluhan triliun rupiah, saham CPIN menjadi salah satu saham blue chip yang dapat dipertimbangkan. Namun sebelum memutuskan untuk membeli saham CPIN, investor sebaiknya mempelajari lebih dulu tentang emiten, mulai dari profil perusahaan, performa saham, hingga kinerja keuangannya.
Profil PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) didirikan di Indonesia dengan nama PT Charoen Pokphand Indonesia Animal Feedmill Co. Limited pada 7 Januari 1972. Perusahaan ini merupakan bagian dari Charoen Pokphand Group, sebuah konglomerat asal Thailand yang bergerak di berbagai bidang seperti agribisnis, telekomunikasi, ritel, properti, dan lain-lain.
Perusahaan bergerak di sektor agribisnis dengan cakupan kegiatan usaha yang luas, mulai dari pembibitan ayam ras, penyediaan pakan ternak, pengawetan ayam dan daging sapi termasuk unit cold storage, hingga bisnis makanan olahan. Beberapa merek/produk CPIN yang terkenal antara lain Hi-Pro, Hi-Pro-Vite, Bintang, Bonavite, Royal Feed, Turbo Feed, Tiji, Golden Fiesta, Fiesta, Champ, Okey, Akumo dan Asimo.
Pada tanggal 18 Maret 1991, perusahaan resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham CPIN dan harga penawaran awal Rp5.100 per saham. Hingga 7 Juli 2023, mayoritas saham CPIN dimiliki oleh Charoen Pokphand Indonesia Group dengan porsi 55,53%.
Kinerja Saham dan Keuangan CPIN
Sebagaimana ditunjukkan grafik di atas, kinerja saham CPIN dalam lima tahun terakhir cukup bervariasi. Pada 15 Januari 2019, saham mencapai rekor harga tertinggi sepanjang masa yaitu Rp8.826 per saham, naik 138% dari level terendahnya dalam lima tahun terakhir yaitu Rp3.710 per saham pada 10 Juli 2018.
Namun setelah itu, saham CPIN terjun bebas hingga menyentuh level Rp3.800 per saham pada 24 Maret 2020. Penurunan tersebut utamanya disebabkan oleh dua faktor, yaitu pandemi Covid-19 yang menyebabkan permintaan produk perseroan menurun dan karena anjloknya harga ayam potong di pasaran.
Pada Mei 2020, saham CPIN mulai bangkit dan mengalami kenaikan seiring dengan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Saham terus melanjutkan tren naiknya hingga mencapai titik tertinggi kedua saham pada 15 April 2021, yaitu di level Rp7.850 per saham.
per 24 Agustus 2023, saham CPIN ditutup pada level Rp5.150 per saham. Angka ini menunjukkan penurunan sekitar -4,19% dibandingkan harga saham lima tahun lalu, dan anjlok -9,25% sepanjang 2023 (year-to-date/YTD) dan -12,34% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Dari sisi kinerja keuangan, CPIN tampak memiliki pendapatan dan laba yang relatif stabil dalam empat tahun terakhir. Pada 2020, pendapatan perseroan sempat turun 27,5% yoy menjadi Rp42,5 triliun. Namun, dua tahun berikutnya pendapatan CPIN konsisten mengalami kenaikan menjadi Rp51,7 triliun pada 2021 (naik 22% yoy) dan Rp56,9 triliun pada 2022 (naik 10% yoy).
Kinerja laba perseroan juga cenderung stabil, kecuali pada 2022 dimana perseroan mencatat penurunan laba bersih sebesar 19% dari Rp3,6 triliun pada 2021 menjadi Rp2,9 triliun pada 2022. Penurunan laba tersebut terutama berasal dari peningkatan beban operasi CPIN sebesar Rp955 miliar yang dikompensasi dengan penurunan beban pajak penghasilan sebesar Rp408 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan CPIN kuartal I 2023, Perseroan berhasil mencetak pendapatan Rp14,6 triliun dan laba bersih Rp241 miliar. Jumlah tersebut meningkat 8,6% dan 194% dibandingkan pendapatan dan laba CPIN pada kuartal IV 2022 (QoQ). Akan tetapi, jika dilihat secara tahunan, pendapatan mengalami kenaikan 10% namun laba turun sebesar 19%.
Aksi Korporasi CPIN
Dalam 5 tahun terakhir, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) rutin membagikan dividen tahunan kepada pemegang saham. Terakhir pada 14 Juni 2022, CPIN tercatat membagikan dividen tunai sebesar Rp1,77 triliun yang setara dengan Rp108 per saham. Jika mengacu pada harga penutupan CPIN pada tanggal Cum Date Dividen, yaitu 2 Juni 202 di level Rp5.400 per saham, maka indikasi dividen yield-nya untuk tahun buku 2021 adalah sebesar 2%. Sementara itu, untuk tahun buku 2022, CPIN memutuskan untuk tidak membagikan dividen akibat kinerja laba perseroan yang menurun 19% secara tahunan.
Beli Saham CPIN di Stockbit
Itu tadi penjelasan tentang profil emiten PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk sekaligus kinerja saham dan keuangannya. Apabila tertarik membeli saham ini, kamu dapat mendaftar di Stockbit dan membeli saham CPIN lewat aplikasi. Namun, sebelum membeli, pastikan kamu sudah melakukan analisa yang mendalam.
Analisa saham adalah proses untuk mengevaluasi kinerja dan prospek saham. Analisa saham bisa dilakukan dengan menggunakan metode fundamental atau teknikal. Jika belum tahu cara analisa saham, kamu bisa belajar lebih lanjut melalui fitur Academy Stockbit.
Academy Stockbit adalah fitur yang menyediakan materi-materi belajar saham dari nol secara gratis. Yuk, daftar Stockbit dan mulai belajar analisis saham sekarang juga.
Disclaimer:
Semua konten dalam website ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu.