Dalam dunia pasar modal dikenal istilah aksi korporasi yang merujuk pada sebuah langkah atau tindakan yang diambil oleh perusahaan terbuka yang dapat mempengaruhi harga dari efek yang diterbitkan oleh perusahaan tersebut, misalnya saham atau obligasi. Aksi korporasi ada berbagai macam, di antaranya adalah stock split dan reverse stock split.
Apa itu stock split dan reverse stock split? Berikut penjelasannya!
Apa itu Stock Split?
Stock split adalah suatu aksi korporasi yang memecah harga saham dalam rasio tertentu. Misalnya 1:4, yang berarti harga saham dibagi menjadi 4. Jadi, kalau sebelumnya harga per lembar suatu saham adalah Rp 20.000, maka setelah stock split harganya akan berubah menjadi di kisaran Rp 5.000 per lembar.
Aksi korporasi tersebut dilakukan dengan cara meningkatkan jumlah saham yang beredar di pasar modal sehingga membuat harga per lembar saham menjadi lebih murah dan transaksi menjadi lebih ramai.
Contoh kasusnya adalah stock split yang dilakukan oleh BCA pada Oktober 2021 lalu. Nilai rasio stock split BCA adalah 1:5. Harga sebelum stock split Rp 36.600 dan setelah resmi aksi kooperasi ini menjadi Rp 7.320.
Kasus lainnya adalah UNVR yang telah melakukan stock split saham pada Januari 2020 senilai rasio 1:5. Saat itu harga saham mereka berkisar Rp 42.000.
Namun, setelah adanya stock split ini, nilai sahamnya menjadi Rp 8.400,-.
Reverse Stock Split
Kebalikan dari stock split, reverse stock split adalah sebuah aksi korporasi yang menggabungkan jumlah saham beredar agar jumlahnya menjadi lebih sedikit namun dengan harga per saham yang meningkat sehingga lebih atraktif.
Serupa dengan stock split, aksi penggabungan saham juga dilakukan dalam rasio tertentu. Misalnya 10:1, yang artinya harga saham ditingkatkan menjadi 10 kali. Jadi, kalau sebelumnya harga per lembar suatu saham adalah Rp 250, maka setelah dilakukan reverse stock split harga sahamnya akan berubah menjadi Rp 2.500 per lembar.
Di Bursa Efek Indonesia, sudah ada beberapa emiten yang pernah melakukan aksi reverse stock split. Salah satunya adalah PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) pada tahun 2012. Saat itu, FREN melakukan reverse stock split dengan rasio 20:1 yang membuat harga saham FREN meningkat dari sebelumnya Rp 50 per saham menjadi Rp1.000 per saham.
Reverse stock split biasanya disebut juga dengan reverse stock atau reverse split. Dibandingkan dengan stock split, emiten yang melakukan reverse split di bursa efek terbilang cukup jarang. Selain FREN, baru ada beberapa emiten yang juga pernah melakukan reverse stock antara lain BBNI, BNGA, PGLI, LPLI, dan SIPD.
Manfaat Stock Split dan Reverse Stock Split
Manfaat utama stock split bagi investor (pemegang saham) adalah investor bisa mendapatkan saham dengan harga yang lebih murah.
Lebih murah dalam kasus ini bukan secara valuasi, namun secara nominal lembar saham.
Jadi dengan contoh beli saham UNVR, yang sebelumnya untuk membeli 1 lot perlu ~Rp 4,2 juta, setelah stock split 1:5, investor bisa membeli dengan minimum 1 lot seharga ~Rp 840 ribu.
Sedangkan, untuk emiten atau pihak yang memberikan penawaran, stock split dapat memberi manfaat karena saham akan bersifat lebih likuid.
Bahkan bisa disebut lebih aktif untuk diperdagangkan, sehingga frekuensi transaksi akan meningkat.
Lalu, bagaimana dengan reverse stock split? Secara umum, reverse stock split cenderung lebih menguntungkan perusahaan daripada investor. Hal ini lantaran reverse split adalah tindakan yang umum diambil perusahaan supaya tetap memenuhi persyaratan listing di pasar modal.
Sebagaimana yang kita tahu, di beberapa bursa saham di luar negeri seperti Amerika Serikat dan India mensyaratkan batas minimum harga saham yang boleh diperdagangkan.
Contoh, di New York Stock Exchange, terdapat peraturan yang akan menghapus saham dari pencatatan apabila nilainya kurang dari 1 dollar terlalu lama.
Meskipun di Indonesia belum ada aturan yang serupa, tapi kenyataannya sudah ada beberapa perusahaan yang pernah melakukan reverse stock split di BEI.
Biasanya alasan perusahaan melakukan aksi korporasi ini adalah untuk memulihkan harga saham yang sudah jatuh terlalu dalam agar dapat bersaing dengan harga saham lain di sektor sejenis serta untuk meningkatkan kepercayaan investor terhadap saham.
Namun aksi korporasi stock split ini tidak dapat menjadi patokan untuk membeli atau menjual saham. Investor harus tetap melakukan analisis sebelum membeli saham, baik itu fundamental maupun teknikal.
Aksi korporasi stock split maupun reverse split tidak dapat menjadi patokan untuk membeli atau menjual saham. Investor harus tetap melakukan analisis sebelum membeli saham, baik itu secara fundamental maupun teknikal.
Beberapa contoh hal fundamental yang patut diperhatikan sebelum memutuskan untuk membeli saham stock split dan reverse stock split, diantaranya:
Bagaimana kondisi keuangan perusahaannya? Kondisi keuangan dapat dilihat dari laporan laba rugi, utang, cash flow, pendapatan, dan pengeluarannya.
Prospek bisnis kedepannya seperti apa? Apakah ada kompetitor? Bagaimana peluangnya pada industri/pasar tersebut?
Kondisi ekonominya seperti apa?
Valuasi sahamnya bagaimana? Karena bisa saja harganya murah tapi valuasinya mahal.
Pantau Stock Split dan Reverse Split Di Stockbit
Kamu dapat memantau dan memperoleh informasi aksi korporasi terbaru melalui Stockbit di fitur Calender.
Stockbit adalah aplikasi trading saham yang dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital yang sudah legal dan terdaftar di OJK sebagai perusahaan sekuritas.
Sebagai salah satu aplikasi saham terbaik di Indonesia, Stockbit menyediakan berbagai tools dan fitur canggih untuk membantu para investor mengambil keputusan investasi.
Pelajari lebih lanjut tools dan fitur Stockbit disini. Semua fitur bersifat gratis dengan hanya buka rekening saham saja.
Buka rekening saham di Stockbit sangat mudah, karena 100% online, tanpa dokumen fisik dan tanpa minimum deposit sehingga memudahkan bagi para pemula.
Cara menggunakan fitur Calender :
Buka aplikasi Stockbit
Pilih Search
Pilih Calender
Seluruh jadwal aksi korporasi emiten ditampilkan
Itu tadi penjelasan mengenai stock split dan reverse stock split yang patut kamu ketahui. Semoga bermanfaat.