Gunakan 6 Rasio Keuangan ini Dalam Analisis Fundamental Saham / by Guest User

Gunakan 6 Rasio Keuangan ini Dalam Analisis Fundamental Saham

Mungkin beberapa dari kalian pernah mendengar mengenai analisis fundamental ataupun analisis teknikal dalam investasi saham. Memang kedua analisis tersebut merupakan dasar yang trader maupun investor pergunakan dalam memilih saham. 

Untuk itu pada kesempatan kali ini kita akan bersama-sama mempelajari analisis rasio keuangan yang merupakan bagian dari analisis fundamental. Karena umumnya analisis fundamental adalah hal dasar yang harus investor pemula pahami.

Mengapa hal ini perlu investor pemula pelajari? Ya seperti yang kita ketahui bersama, belakangan ini banyak sekali terjadi fenomena pom-pom saham yang merebak dalam dunia investasi saham. 

Khususnya ini terjadi oleh para orang yang mengaku sebagai influencer saham yang menyampaikan rekomendasi saham melalui youtube, grup telegram maupun media elektronik lainnya.

Tentunya ulah para oknum ini tidak akan mencerdaskan para investor pemula, karena cenderung tidak memberikan edukasi di dalamnya. Namun hanya rekomendasi tanpa alasan kuat yang mendasari rekomendasi pembelian emiten saham tersebut.

Ini bisa kita asumsikan sebagai kedok ataupun motif mereka untuk  bisa menaikkan harga saham terkait dengan tujuan meraup keuntungan untuk kepentingannya sendiri.

Walaupun memang terkadang langkah yang mereka lakukan memang menaikkan harga emiten tersebut. Namun saat harga sudah naik para oknum pemegang saham mayoritas ini malah menjual sebagian besar atau bahkan seluruh kepemilikan sahamnya.

Tentu ini bisa merugikan ritel yang baru saja membeli saham tersebut. Sebab dengan ulah oknum-oknum tersebut maka harga saham akan otomatis turun drastis karena penjualan kepemilikan saham yang masif. 

Untuk itu investor pemula diharapkan bisa mandiri dalam memilih sahamnya sendiri. Sehingga tidak terjebak pada jebakan pom-pom oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut.

Definisi Analisis Fundamental Saham

Kita bahas dulu mengenai definisi dari analisis fundamental saham, yaitu metode pengukuran yang bertujuan untuk mengetahui nilai dari suatu emiten saham.

Caranya dengan melakukan pemeriksaan terhadap kondisi keuangan dan industri dari perusahaan tersebut hingga ke makro ekonomi. Selain itu efektivitas perusahaan dalam pengelolaan usaha serta bagaimana posisi perusahaan tersebut terkait persaingan dalam industrinya.

Hal penting lainnya adalah investor bisa mendapatkan informasi akurat mengenai harga emiten agar bijak dalam pengambilan keputusan. Tujuan akhirnya tidak lain adalah untuk mengetahui apakah harga emiten saham itu overvalue atau undervalue. 

Untuk itu dalam analisis fundamental terdapat berbagai rasio yang dapat kamu pergunakan untuk mengukur nilai dari suatu emiten saham.

6 Analisis Rasio Keuangan Dalam Analisis Fundamental

1. Earning Per Share (EPS)

Masuk pada rasio keuangan dalam analisis fundamental yang pertama yaitu Earning Per Share (EPS).

Rasio ini menekankan pada berapa laba yang terdapat pada setiap lembar saham suatu emiten. Cara menghitungnya juga cenderung sederhana, cukup dari nominal laba bersih dibagi dengan jumlah lembar saham yang beredar. Seperti ilustrasi di bawah ini:

Earning Per Share (EPS)

Mari kita buat simulasi sederhana dari rasio tersebut. Misalnya ada perusahaan A yang bergerak pada industri F&B mempunyai 10.000 lembar saham. Pada tahun 2022 perusahaan A mendapatkan laba bersih senilai Rp 350.000.000 . 

Maka perhitungan EPS nya adalah sebagai berikut:

Perhitungan Earning Per Share (EPS)

Jadi misalkan kamu memiliki 1 lembar saham perusahaan A seharga Rp 200.000, maka kamu memiliki EPS senilai Rp 35.000. EPS juga memiliki fungsi untuk memperkirakan kapan kita bisa balik modal. 

Bisa kita ambil proyeksi investasi dalam 5 tahun ke depan. Logikanya dengan EPS yang tetap maka kita bisa balik modal dalam jangka waktu 5 tahun saja.

Apakah alasan ini cukup bagi kita memutuskan bahwa ini adalah perusahaan yang baik? Baiknya kita bahas lebih dalam lagi. Salah satu ciri-ciri perusahaan yang baik adalah EPSnya selalu naik dari tahun ke tahun. 

Jadi langkah yang perlu kamu lakukan adalah membandingkan EPS dalam jangka waktu 5 atau 10 tahun terakhirnya. Mari kita coba dengan simulasi perbandingan 5 tahun terakhir.

Simulasi EPS 5 Tahun

Simulasi EPS 5 Tahun

Dari tabel di atas, kita bisa melihat bahwa EPS perusahaan tersebut meningkat setiap tahunnya. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu meningkatkan laba bersihnya secara konsisten dari waktu ke waktu.

Jika kamu menghitung tingkat pertumbuhan EPS perusahaan tersebut dalam lima tahun terakhir, maka akan diperoleh nilai sebesar 28,47% per tahun. Angka tersebut menunjukkan bahwa perusahaan bertumbuh dengan pesat dan sahamnya bagus untuk dijadikan sebagai pilihan investasi.

2. Price to Earning Ratio (PER)

Rasio ini merupakan cara membandingkan harga saham terhadap laba perusahaan.

Untuk menghitung rasio ini membutuhkan 3 komponen yaitu laba bersih dalam 1 tahun, jumlah saham beredar dan harga saham.

Jadi sebenarnya rumusnya adalah harga saham per EPS. Namun mari kita jabarkan lebih detail seperti berikut ini.

rumus PER

Misalkan ada perusahaan B dan perusahaan C, saham B seharga Rp 3.500 sedangkan saham C senilai Rp 3.000. Jadi apakah saham C lebih murah dari saham B? Jawabannya belum tentu, mari kita simulasikan bersama.

Perusahaan B mempunyai laba bersih sebesar Rp 150.000.000 dan saham beredarnya sebanyak 1.000.000 lembar. Lalu perusahaan C mempunyai laba bersih sebesar Rp 200.000.000 dan saham beredarnya sebanyak 2.000.000 lembar. Maka perhitungannya sebagai berikut:

simulasi perbandingan PER

Karena prinsip dari rasio PER adalah semakin kecil nilai PER maka semakin murah pula harga saham perusahaan tersebut. Dari perhitungan barusan kita dapatkan jawaban bahwa perusahaan B lebih murah dari perusahaan C, walaupun memang secara nominal lebih besar saham B.

Demikianlah manfaat dari rasio PER ini untuk mengukur mahal tidaknya harga suatu emiten.

3. Price to Book Value (PBV)

Price to Book Value (PBV) adalah rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan. Rasio keuangan ini umum dipakai investor ketika menganalisis harga suatu saham untuk melihat apakah harga saham saat ini sedang dijual murah atau mahal.

Cara menemukan PBV adalah dengan membagi harga saham saat ini dengan nilai buku per lembar saham (book value per share) perusahaan. Book value per share (BV) sendiri diperoleh dengan cara membagi nilai ekuitas perusahaan dengan total jumlah saham yang beredar.

Secara matematis, rumus cara menghitung PBV dan BV dituliskan sebagai berikut:

RUMUS BVPS
rumus PBV

Umumnya PBV ini mengukurnya dengan metode PBV > 1 atau PBV < 1. Bagaimana maksudnya? Maksudnya adalah apakah perusahaan yang kita beli overvalue atau undervalue.

PBV > 1 artinya saham itu mahal, dan PBV < 1 berarti saham itu murah. Namun kenyataannya rata-rata perusahaan yang baik itu PBV nya sudah hampir pasti menyentuh di atas dari 1.

Pelajari lebih detail tentang Price to Book Value disini.

4. Return On Equity (ROE)

ROE adalah rasio yang cukup penting untuk kamu ketahui. Alasannya adalah dengan ROE kita bisa mengetahui bagus tidaknya suatu perusahaan serta keuntungan besar atau kecil. Singkatnya adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilka laba dibandingkan dengan modal yang dimilikinya.

Rumus ROE

Jadi misalkan kita membeli perusahaan yang modalnya Rp 10.000.000 dengan laba bersih Rp 2.000.000. Artinya ROE nya sebesar 20 %, jadi kita bisa balik modal setelah 5 tahun. Perhitunganya kurang lebih seperti ini:

PERHITUNGAN ROE

5. Debt to Equity Ratio (DER)

Walaupun sudah ada modal sendiri, suatu perusahaan biasanya mempunyai hutang untuk bisa lebih cepat dalam mengembangkan usahanya. Jadi Debt to Equity Rasio (DER) adalah perbandingan antara hutang dengan modal perusahaan. Rumus perhitungannya sebagai berikut:

Rumus DER

Skemanya bila DER < 100% maka utang lebih kecil dari pada modal. Lalu bila DER > 100% maka utang lebih besar dari pada modal.

Sebenarnya ada plus minus dalam hal ini, yaitu bila DER  nya besar memberikan dana yang lebih besar untuk perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Namun juga terdapat risiko gagal bayar maupun kebangkrutan.

Pelajari lebih detail tentang Debt to Equity Ratio disini.

6. Dividend Yield (DY)

Rasio yang terakhir adalah Dividend Yield, yaitu rasio yang menjelaskan persentase besaran nilai dividen dari harga saham perusahaan terkait. Berikut ini rumus dari rasio DY :

rumus dividen yield

Umumnya dividen per saham ini kamu dapatkan setelah mengetahui Dividen Payout Ratio yang telah disepakati bersama dalam RUPS tahunan. Jadi nilai dividen ini biasanya adalah hasil pembagian antara laba ditahan dengan besaran dividen yang akan dibayarkan pada para pemegang saham.

2 Macam Pendekatan dalam Analisa Fundamental Saham 

Ketika kamu menganalisis saham secara fundamental, ada dua pendekatan analisa yang bisa dipilih, yaitu pendekatan Top Down dan Bottom Up. Berikut penjelasan lengkapnya. 

1. Pendekatan Top Down

Pendekatan top down adalah pendekatan analisa fundamental saham yang dimulai dari lingkup yang luas, yaitu kondisi ekonomi secara makro lalu menyempit ke tingkat yang lebih spesifik, seperti analisa sektor, industri, hingga fundamental perusahaan tertentu. 

Pendekatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi sektor atau industri yang memiliki potensi pertumbuhan di masa depan berdasarkan faktor-faktor ekonomi makro, seperti kondisi ekonomi global, inflasi, angka pengangguran, suku bunga, nilai tukar, kebijakan pemerintah, dan lain-lain.

Setelah menentukan sektor atau industri yang menarik berdasarkan analisa makro, berikutnya investor akan memilih perusahaan-perusahaan yang memiliki kinerja dan prospek bagus di sektor/industri tersebut. Investor kemudian dapat menggunakan berbagai metode untuk menilai fundamental perusahaan, misalnya lewat analisa rasio-rasio keuangan seperti yang sudah dijelaskan di bagian sebelumnya.

Contoh, ketika kondisi ekonomi sedang mengalami pertumbuhan yang tinggi, saham-saham sektor konsumsi, properti, dan infrastruktur biasanya akan lebih dilirik oleh investor karena mengalami peningkatan permintaan. Sebaliknya, ketika kondisi ekonomi sedang mengalami perlambatan atau resesi, investor cenderung akan menempatkan uangnya di instrumen yang lebih aman seperti emas atau deposito. 

Kalaupun tetap berinvestasi saham, biasanya saham yang dipilih adalah saham-saham sektor defensif, seperti saham kesehatan, telekomunikasi, dan utilitas (listrik, gas, dan air).

2. Pendekatan Bottom Up

Kebalikan dari metode top down, pendekatan bottom-up adalah pendekatan analisa fundamental saham yang dimulai dari tingkat yang spesifik, yaitu perusahaan, kemudian meluas ke tingkat yang lebih umum, yaitu industri dan sektor. 

Pendekatan ini bertujuan untuk menemukan perusahaan-perusahaan yang memiliki kualitas dan nilai yang unggul tanpa memperhatikan kondisi ekonomi makro atau tren industri.

Contohnya, investor dapat melakukan analisis terlebih dahulu terhadap kinerja keuangan dan fundamental dari saham yang diincar. Setelah itu, investor dapat membandingkan kinerja dan prospek masa depan saham tersebut dibandingkan saham kompetitornya yang juga berada di sektor atau industri yang sama. 

Setelah melakukan perbandingan, investor dapat melakukan analisa lebih lanjut, seperti analisa ekonomi makro, regulasi, dan tingkat permintaan pasar, untuk memastikan apakah saham yang dipilih layak untuk investasi jangka panjang atau tidak.

Belajar Analisis Fundamental Bersama Stockbit

Stockbit merupakan aplikasi trading saham milik PT Stockbit Sekuritas Digital yang sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai perusahaan sekuritas.

Buka rekening saham di Stockbit amat mudah karena 100% online, tanpa dokumen fisik dan tanpa minimum deposit. Sehingga sangat memudahkan bagi pemula.

Stockbit menyediakan Stockbit Academy melalui video ekslusif yang dapat diakses dengan sign up melalui email saja. Ada banyak materi tentang saham termasuk analisis fundamental yang seperti artikel ini bahas.

Demikian penjelasan singkat Stockbit mengenai analisis fundamental dalam memilih suatu saham. Semoga penjelasan ini bisa menjadi pengetahuan yang berguna kedepannya untuk para investor pemula dalam menganalisa fundamental perusahaan.

Tentunya aplikasi Stockbit menyediakan fitur-fitur yang sangat membantu kamu untuk menganalisa secara fundamental emiten saham. Jadi tunggu apalagi, segera berinvestasi saham dengan aplikasi Stockbit.