Ketika seorang investor memutuskan untuk berinvestasi di pasar saham, ada banyak cara yang bisa ia lakukan. Baik membeli sahamnya secara langsung atau membeli melalui reksadana saham. Keduanya akan memberikan exposure pasar saham kepada investor itu. Namun bukan berarti semua investor cocok untuk melakukan keduanya.
Biasanya investor yang sudah berpengalaman akan lebih nyaman ketika ia membeli saham secara langsung dan memilih sendiri sahamnya. Namun bagi beberapa investor yang masih pemula, mungkin ia membutuhkan bantuan untuk membeli sahamnya. Bantuan inilah yang bisa didapatkan dengan membeli reksadana saham.
Harus diakui bahwa membeli saham dan reksadana saham adalah membeli 2 hal yang berbeda, meski sama sama berada pada pasar saham. Keduanya pun memiliki keuntungan dan kelebihan masing – masing. Tujuannya adalah agar investor tidak salah memilih diantara kedua jenis investasi itu.
Maka, sebagai investor yang baik menjadi sangat perlu untuk memahami perbedaan antara saham dan reksadana saham. Sebelum itu mari kita pahami dulu instrumen saham dan reksadana saham.
Pengertian Saham dan Reksadana Saham
Pegertian Saham
Saham adalah surat kepemilikan saham yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan dan surat ini diperdagangkan secara publik pada bursa efek. Disini siapapun boleh memiliki saham dengan membeli pasar secara langsung.
Dengan membeli langsung maka, investor bisa bebas menentukan kapan ia menjual dan membeli, serta saham apa saja yang mau dipilih untuk dibeli.
Pengertian Reksadana Saham
Reksadana saham adalah instrumen investasi yang didalamnya terdiri dari berbagai jenis saham, dimana pemilihan saham tersebut ditentukan oleh manajer investasi yang telah ditunjuk. Jadi, pada reksadana saham, investor tidak bisa memilih sahamnya secara langsung, namun sudah ditentukan oleh manajer investasi profesional.
Dalam hal ini, investor tidak bisa memutuskan kapan membeli dan menjual saham yang ada di dalam reksadana itu. Akan tetapi investor hanya bisa memutuskan kapan membeli dan menjual reksadana saham tersebut.
Hal ini membuat reksadana saham sangat disukai oleh investor yang masih pemula, dan belum mampu untuk mengelola investasi saham secara langsung.
Jadi, perbedaan mendasar antara saham dan reksadana saham adalah siapa pengelola langsung dari investasi tersebut. Selain perbedaan dasar itu, investor juga bisa memahami perbedaan lainnya.
5 Perbedaaan Reksadana Saham dan Saham
Berikut ini adalah 5 perbedaan antara saham dan reksadana saham:
1. Perbedaan pada cara pengelolaan
Perbedaan saham dan reksadana saham yang pertama adalah bagaimana kedua jenis instrumen itu dikelola.
Saham umumnya dikelola secara bebas oleh investor individu, dimana investor bebas menentukan aturan dalam investasinya baik dari segi jenis sahamnya, holding period, dan jumlah saham yang boleh dibeli. Semua ini ditentukan berdasarkan pengalaman investor itu sendiri.
Sedangkan pada reksadana saham, pengelolaan saham memiliki batasan tertentu yang harus dipatuhi oleh manajer investasi. Biasanya batasan ini bersumber dari peraturan otoritas jasa keuangan (OJK) dan dari peraturan internal perusahaan manajer investasi terkait.
Akibat adanya peraturan ini, maka pengelolaan pada reksadana saham tidak lebih dinamis dibandingkan pengelolaan saham secara individu.
2. Perbedaan perfoma investasi
Performa investasi antara saham dan reksadana saham bisa berbeda. Biasanya pengelolaan saham oleh individu bisa mencetak keuntungan hingga 50% bahkan 100% dalam 1 tahun. Hal ini dikarenakan investor individu bisa fokus pada saham tertentu saja.
Sedangkan hal seperti ini sangat sulit terjadi pada reksadana saham karena reksadana memiliki jumlah minimum saham yang harus dibeli dan mayoritas saham yang dibeli biasanya adalah saham blue chip dengan return yang tidak sebesar saham kapitalisasi kecil.
3. Perbedaan pada likuiditas
Perbedaan saham dan reksadana saham ketiga adalah dari sisi likuiditas. Likuiditas berarti seberapa banyak saham atau reksadana saham tersebut di transaksikan (bisa dijual dan dibeli). Pada investasi saham, likuiditas bergantung pada jenis saham yang dipilih, biasanya saham blue chip akan lebih besar likuiditasnya daripada saham kapitalisasi kecil.
Sedangkan, pada reksadana saham, likuiditas cenderung lebih besar. Ini karena manajer investasi sudah menyiapkan sebagian dana yang digunakan ketika investor mau menjual reksadana sahamnya. Hal ini terkecuali pada manajer investasi yang sedang punya masalah keuangan.
4. Perbedaan pada risiko investasi
Perbedaan berikutnya adalah dari sisi risiko investasi. Pada investasi saham secara langsung, risikonya cenderung lebih tinggi dikarenakan tidak ada minimum jumlah saham yang harus dibeli, bahkan investor bisa membeli satu saham saja.
Sedangkan, pada reksadana saham, manajer investasi memiliki batasan minimum jumlah saham yang dipilih sehingga terjadi diversifikasi yang menurunkan resiko investasi secara keseluruhan.
5. Perbedaan waktu transaksi
Saham bisa ditransaksikan pada waktu perdagangan di bursa efek yaitu pukul 9 pagi hingga 3 sore. Dimana seluruh transaksi jual dan beli yang berhasil akan langsung dicatat di waktu yang sama dan dengan harga yang real time.
Berbeda dengan reksadana saham, dimana reksadana bisa dilakukan jual dan beli kapanpun bahkan di luar waktu perdagangan bursa efek. Akan tetapi transaksi tidak langsung terjadi di waktu yang sama. Misalnya investor bisa melakukan transaksi jual di malam hari, namun reksadana itu akan terjual menggunakan harga penutupan di keesokan harinya.
***
Itulah 5 perbedaan yang perlu diperhatikan oleh investor sebelum memilih antara saham dan reksadana saham. Apabila investor ingin mengetahui lebih lanjut mengenai investasi saham maka bisa mengunjungi stockbit.com dimana terdapat banyak tools untuk membantu investasi saham.
Namun, bila ingin membeli reksadana saham dulu, maka bisa mengunjungi Bibit.id , dimana investor akan dibantu oleh robo advisor untuk memudahkan pemilihan reksadana. Sedangkan untuk kamu yang ingin investasi saham, dapat menggunakan Stockbit yang sudah diunduh lebih dari 1 juta kali pengguna.