Ketika menganalisis fundamental sebuah perusahaan, investor biasanya akan mengecek beberapa rasio keuangan untuk menilai apakah kondisi keuangan perusahaan sehat atau tidak.
Salah satu rasio keuangan yang sering dicek adalah interest coverage ratio. Apa itu? Berikut penjelasannya!
Pengertian Interest Coverage Ratio
Interest coverage ratio (ICR) atau rasio cakupan bunga adalah rasio keuangan yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atas pinjamannya yang belum lunas atau masih tercatat dalam pembukuan.
Rasio ini kadangkala juga disebut dengan Times Interest Earned (TIE) dan biasanya dinyatakan dalam satuan kali atau persen (%).
Rumus Interest Coverage Ratio
Interest coverage ratio dihitung dengan cara membagi laba bersih perusahaan sebelum dikurangi bunga dan pajak (earnings before interest and taxes / EBIT) dengan total beban bunga utang yang belum dibayar.
Setelah itu, hasilnya dinyatakan dalam satuan kali (x) atau persen (%).
Interest Coverage Ratio = EBIT / Biaya Bunga
Contoh Perhitungan Interest Coverage Ratio
Pada tahun 2021, PT Toko Sejahtera berhasil membukukan pendapatan sebelum biaya bunga dan pajak sebesar Rp 2 miliar. Setelah dicek laporan keuangannya, ternyata perusahaan juga memiliki utang dengan beban bunga Rp 720 juta / tahun.
Berdasarkan informasi tersebut, kita bisa menghitung nilai interest coverage ratio PT Toko Sejahtera selama tahun 2021 sebagai berikut:
ICR = EBIT / Biaya bunga
= Rp 2 miliar / Rp 720 jt
= 2,78
Dari perhitungan tersebut, kita mengetahui bahwa PT Toko Sejahtera mempunyai pendapatan yang besarannya 2,78 kali lebih banyak daripada jumlah beban bunga utang yang dimiliki perusahaan saat ini.
Berapa Nilai Interest Coverage Ratio yang Baik?
Secara umum, angka rasio cakupan bunga yang baik untuk sebuah perusahaan adalah minimal 2 kali. Sedangkan, ICR yang ideal menurut para analis atau investor adalah minimal 3 kali atau lebih yang mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki pendapatan bisnis yang bisa diandalkan dan konsisten.
Sementara untuk perusahaan dengan rasio coverage di bawah 1 mengindikasikan kondisi keuangan perusahaan yang tidak sehat dimana pendapatan perusahaan saat ini tidak cukup untuk membayar hutangnya yang belum lunas.
Bagi investor, salah satu cara untuk menilai apakah perusahaan memiliki tingkat rasio cakupan bunga yang baik atau tidak adalah dengan membandingkannya dengan tingkat interest coverage ratio industri dimana perusahaan bergerak.
Variasi Interest Coverage Ratio
Dalam menghitung interest coverage ratio, kamu juga bisa mengganti EBIT dengan EBITDA atau EBIAT untuk memperoleh hasil perhitungan yang lebih sesuai dengan tujuan menganalisa perusahaan.
EBITDA
EBITDA adalah pendapatan perusahaan sebelum dikurangi bunga pinjaman, pajak, depresiasi, dan amortisasi.
Jika kamu menghitung ICR menggunakan EBITDA, otomatis kamu akan memperoleh hasil ICR yang lebih tinggi karena pendapatan perusahaan belum dikurangi depresiasi dan amortisasi sementara beban bunganya tetap sama.
EBIAT
EBIAT adalah pendapatan perusahaan setelah dikurangi pajak namun sebelum dikurangi bunga.
Karena pajak merupakan elemen yang penting untuk dipertimbangkan, maka analis juga sering menggunakan variasi EBIAT dalam menghitung rasio cakupan bunga daripada EBIT karena dinilai lebih bisa memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai kemampuan perusahaan dalam membayar beban bunganya.
Fungsi Interest Coverage Ratio
Bagi perusahaan, interest coverage ratio berfungsi untuk melihat seberapa bagus kinerja perusahaan dalam melunasi kewajiban beban bunga yang belum dibayar. Semakin besar tingkat rasio cakupan bunga yang dimiliki perusahaan semakin baik, dan begitu pula sebaliknya.
Selain itu, lewat rasio ini perusahaan juga bisa menilai apakah utang yang ada dapat membebani keuangan perusahaan di masa depan atau tidak. Bagi kreditur, rasio cakupan bunga digunakan untuk mengukur tingkat risiko pinjaman yang diberikan kepada suatu perusahaan.
Sementara bagi investor, rasio ini umumnya dipakai untuk menilai kesehatan keuangan jangka pendek dan jangka panjang suatu perusahaan. Interest coverage ratio penting diperhatikan terutama jika kamu hendak berinvestasi pada saham perusahaan yang sedang gencar-gencarnya ekspansi.
Selain itu, kamu juga perlu menganalisis prospek perusahaan kedepannya. Pastikan laba operasi perusahaan kedepannya cukup untuk membayar beban bunga utang yang ada agar kegiatan ekspansi yang dilakukan tidak malah menyebabkan kebangkrutan di kemudian hari.
***
Artikel ini disediakan oleh Stockbit,- aplikasi trading saham yang legal dan terdaftar di OJK. Buka rekening saham di Stockbit 100% online, tanpa dokumen fisik dan tanpa minimun deposit.