PT Bank Central Asia Tbk merupakan emiten bank swasta nasional terbesar di Indonesia. Emiten dengan kode saham BBCA ini tercatat memiliki kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia dengan total market cap mencapai Rp928 triliun per 18 Oktober 2021. Bagaimana profil dan perjalanan saham BBCA selama ini? Simak penjelasan berikut.
Sejarah dan Profil singkat BCA
Sejarah
Cikal bakal Bank Central Asia (BCA) berawal dari berdirinya NV Perseroan Dagang Dan Industri Semarang Knitting Factory pada tahun 1955. Sekitar dua tahun berselang, Bank Central Asia NV resmi didirikan oleh Sudono Salim dan mulai beroperasi sejak 21 Februari 1957 dengan kantor pusat di Jakarta.
Pada tahun 1998, ketika Indonesia dilanda krisis moneter, BCA menjadi salah satu peserta Bank Take Over (BTO) yang disertakan dalam program rekapitalisasi dan restrukturisasi oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Akhir dari program ini membuat 92,28% saham BCA resmi dikuasai oleh Pemerintah Indonesia melalui BPPN.
Pada tahun 2002, Farindo Investment (Mauritius) Limited, anak usaha dari grup Djarum, mengambil alih 51% total saham PT Bank Central Asia Tbk melalui proses tender strategic private placement. Di sisi lain, BPPN memutuskan untuk menjual seluruh saham BCA yang tersisa pada tahun 2004 dan 2005 sehingga membuat BCA kembali sepenuhnya menjadi bank swasta hingga sekarang.
Berdasarkan laporan keuangan terbaru PT Bank Central Asia Tbk pada 21 Oktober 2021, komposisi pemegang saham BBCA terdiri dari PT Dwimuria Investama Andalan (anak usaha grup Djarum) yang menguasai 54,94% dari kepemilikan BCA. Sementara 45,06% sisanya dimiliki oleh publik dan bebas diperjualbelikan di pasar modal.
Stock Split Saham BBCA
Belum lama ini, tepatnya pada tanggal 13 Oktober 2021, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melakukan aksi korporasi berupa stock split atau pemecahan nilai nominal saham dengan rasio 1:5 atau 5 saham baru untuk setiap 1 saham lama.
Pemecahan harga saham tersebut otomatis membuat total lembar saham BBCA yang beredar semakin banyak serta membuat harga sahamnya menjadi lebih murah. Seperti yang diketahui, aksi stock split memecah harga saham sesuai rasionya.
Jadi, kalau rasio yang dipakai 1:5, maka harga saham baru yang tercipta akan sama dengan 1/5 dari harga saham sebelum stock split. Ini sama seperti yang terjadi pada harga saham BBCA, dimana sebelumnya dihargai Rp36.600 per lembar menjadi Rp7.320 per lembar usai dilakukan stock split.
Selama menjadi perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, BCA tercatat telah melakukan aksi stock split sebanyak 4 kali, yaitu pada tahun 2002, 2004, dan 2008 dengan rasio masing-masing 1:2 serta yang terakhir pada bulan Oktober 2021 dengan rasio 1:5.
Profil BCA
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) adalah bank swasta terbesar di Indonesia yang menyediakan jasa layanan perbankan untuk beragam segmen nasabah, baik individu maupun korporat melalui jaringan kantor cabang yang tersebar di berbagai kota di Indonesia, fasilitas atm, hingga lewat aneka layanan perbankan digital yang memudahkan seperti mobile dan internet banking, cardless cash withdrawal/deposit, penggunaan QR Code, virtual account BCA, dan lain sebagainya.
Sebagai bank komersial swasta terbesar di Indonesia, BCA memiliki lini bisnis yang sangat luas, khususnya di industri perbankan dan keuangan Indonesia secara umum. Beberapa produk dan layanan yang disediakan perseroan antara lain produk simpanan, layanan transaksi perbankan, perbankan elektronik, layanan cash management, kartu kredit, bancassurance, produk investasi, fasilitas kredit, bank garansi, fasilitas ekspor impor, fasilitas valuta asing, hingga layanan yang paling terbaru adalah bank digital.
Untuk menyediakan semua layanan perbankan dan keuangan yang terintegrasi tersebut, BCA didukung oleh sejumlah anak perusahaan yang fokus pada lini bisnis masing-masing. Saat ini, PT Bank Central Asia Tbk tercatat memiliki 9 anak perusahaan diantaranya PT BCA Finance, BCA Finance Limited, PT Bank BCA Syariah, PT BCA Sekuritas, PT Asuransi Umum BCA, PT BCA Multi Finance, PT Asuransi Jiwa BCA, PT Central Capital Ventura, dan PT Bank Digital BCA.
Perbandingan saham BCA dengan Bank Lain
Berdasarkan grafik di atas, performa harga saham BBCA selama 1 tahun terakhir tercatat mengalami kenaikan sebesar 21.14% dari sebelumnya dihargai Rp6.150 per lembar pada 5 November 2020 menjadi Rp7.450 per lembar per tanggal 5 November 2021.
Jika dibandingkan dengan kinerja saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), saham BBCA masih unggul tipis dengan selisih 2.31%. Namun, kalau dibandingkan dengan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), performa saham BBCA memang masih kalah, dimana masing-masing berhasil mencatatkan kenaikan harga saham sebesar 24.52% dan 43.89% (2x lipat performa saham BBCA) dalam kurun waktu 1 tahun terakhir.
Menariknya, apabila kita melihat performa harga saham BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI dalam kurun waktu 5 tahun terakhir sebagaimana yang ditunjukkan oleh grafik di bawah ini, kinerja saham BBCA tampak jauh mengungguli dengan kenaikan harga saham mencapai 141.49% dibandingkan saham BBRI, BMRI, dan BBNI yang hanya mencatatkan kenaikan masing-masing 76.30%, 27.35%, dan 26.94%.
Saham BBCA, layakkah dikoleksi?
Berdasarkan perbandingan performa harga saham keempat emiten perbankan di atas, saham BBCA tergolong layak dikoleksi karena mampu membukukan kinerja yang baik secara jangka pendek maupun jangka panjang.
Namun, sebelum kamu mengambil keputusan akhir, sebaiknya lakukan dulu analisis saham BBCA yang lebih mendalam dengan melihat laporan keuangannya lalu membandingkan rasio-rasio keuangan yang umum digunakan investor dalam analisis fundamental saham.
Contohnya, rasio PE (Price to Earning), PBV (Price to Book Value), ROA (Return on Asset), ROE (Return on Equity), hingga EPS (Earning per Share). Selain itu, bagi kamu yang paham cara analisa teknikal saham, kamu juga boleh menggunakan cara tersebut untuk analisis saham BBCA, baik secara mandiri atau digabungkan dengan teknik analisis fundamental sebelumnya.
Apapun teknik analisis saham yang kamu pakai, aplikasi investasi saham Stockbit menyediakan semua fitur yang kamu butuhkan untuk analisis saham lebih mudah dan cepat. Contohnya, seperti fitur stock screener, chartbit, dan valuation. Download aplikasi Stockbit sekarang dan coba fiturnya gratis!