Dalam investasi saham, setiap orang memiliki motivasi yang berbeda - beda. Ada yang hanya ingin mengejar keuntungan sesaat, ada yang hanya ikut-ikutan semata agar terlihat, keren tapi ada juga yang ingin pertumbuhan keuangan dalam jangka panjang.
Berbagai motivasi yang berbeda-beda tersebut, tentu akan membuat cara setiap orang dalam berinvestasi juga berbeda. Perbedaan cara ini dapat dilihat salah satunya dari bagaimana cara ia menganalisa sebuah saham.
Perbedaan dalam melakukan analisa bisa mengakibatkan hasil yang berbeda juga dalam performa investasi seseorang.
Oleh karena itu, cara menganalisa saham merupakan topik yang sangat penting untuk didalami oleh seorang investor dan perlu terus didalami hingga investor menemukan formula yang tepat dalam strategi investasi yang cocok dengan dirinya.
Ada banyak sekali cara menganalisa saham, namun pada umumnya analisa bisa dibagi menjadi 3 yaitu analisa teknikal, analisa fundamental, dan bandarmologi.
Ketiga jenis analisa ini sangat umum digunakan oleh para investor di pasar saham sehingga siapapun yang ingin terjun ke pasar saham juga harus memahami setidaknya 3 jenis analisa ini.
Berikut ini adalah penjelasan detail mengenai 3 cara analisa tersebut.
3 Cara Menganalisa Saham
Terdapat 3 cara melakukan analisa saham yang umum digunakan yaitu analisa teknika, analisa fundamental dan bandamologi.
Ketiganya memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda. Berikut ini ulasan lengkapnya.
Analisa Teknikal
Analisa yang pertama adalah analisa teknikal. Analisa ini artinya mempelajari data histori pergerakan harga saham untuk mengetahui apa yang terjadi di pasar saat ini dan memprediksi kemungkinan arah pergerakan harga saham ke depannya.
Ada banyak sekali indikator yang bisa digunakan dalam analisa teknikal seperti MACD, Volume, Moving Average, RSI, dan lainnya. Setiap indikator tersebut memiliki fungsi yang berbeda - beda dan biasanya trader akan mengkombinasikan beberapa indikator untuk melakukan analisa secara lengkap.
Setiap indikator bisa memberikan manfaat yang berbeda juga. Untuk memahami hal tersebut, maka kita akan membahas contoh penggunaan analisa teknikal ini.
Berikut adalah beberapa langkah analisa teknikal menggunakan beberapa indikator yang bisa diperhatikan:
1. Perhatikan trend yang berlangsung (moving average)
Langkah pertama adalah kita harus mengetahui kemana harga akan bergerak, apakah cenderung naik atau cenderung turun.
Untuk mengetahuinya maka kita harus mengetahui trend harga yang terjadi saat ini. Untuk mengetahui trend harga, maka salah satu indikator yang bisa digunakan adalah moving average.
Misalnya kita menggunakan moving average 120 (garis oranye pada gambar), artinya bila saat ini harga bergerak konsisten di atas MA 120 artinya harga saat ini cenderung bergerak di atas rata - rata pergerakan harga 120 hari sebelumnya.
Atau dalam kata lain trend harga sedang naik. Setelah harga menembus garis oranye (MA 120), maka harga cenderung terus naik.
Di saat trend harga baru mulai berubah arah dari trend turun (downtrend) menjadi trend naik, maka kita boleh membuat rencana untuk melakukan pembelian saham tersebut.
Pelajari tentang Moving Average selengkapnya disini.
2. Beli di saat ada penurunan/koreksi (fibonacci)
Setelah kamu tahu bahwa sebuah saham layak dibeli, maka selanjutnya adalah menentukan di harga mana kita harus melakukan pembelian.
Salah satu caranya adalah melakukan pembelian ketika harganya sedang turun sementara atau yang disebut koreksi. Ini karena meski trend nya sedang naik, harga bisa turun sementara waktu, sebelum melanjutkan kenaikan kembali.
Untuk mengetahui sampai mana harga akan turun sebelum akhirnya naik kembali, kita bisa menggunakan Fibonacci Retracement.
Contoh di atas menunjukan bahwa saat harga sedang trend naik, ia bisa turun sementara hingga menyentuh angka fibonacci retracement di 50% (ditunjukan oleh garis oranye), sebelum akhirnya melanjutkan kenaikan kembali (ditunjukan oleh garis biru).
Umumnya trader memakai rasio 50% dan 61,8% sebagai golden rasio untuk harga saham kembali naik (rebound).
Pelajari tentang Fibonacci Retracement selengkapnya disini.
3. Pasang target harga jual
Setelah kita membeli saham, tentu akhirnya kita akan menjual saham tersebut nantinya untuk memperoleh keuntungan. Namun, di harga berapa saham itu harus dijual?
Cara mengetahui target harga penjualan tersebut, maka kita bisa menggunakan fibonacci extention.
Sebagai contoh adalah kita bisa menjual saham yang sedang naik seperti pada gambar di level fibonacci 161.8. Terbukti bahwa setelah harga menyentuh fibonacci 161.8, maka pergerakan harganya sudah terbatas.
2. Analisa Fundamental
Cara menganalisa saham berikutnya adalah dengan menggunakan analisa fundamental.
Cara menganalisa saham ini penting dikarenakan semua saham yang harganya naik belum tentu baik. Bila ternyata fundamental perusahaan tersebut tidak baik, maka kenaikan harga itu cepat atau lambat agar bergerak turun kembali.
Untuk menghindari hal ini, maka kita membutuhkan pengetahuan fundamental saham tersebut. Saham dengan fundamental yang baik, akan mengalami kenaikan harga yang lebih konsisten.
Ada beberapa tahapan dalam melakukan analisa fundamental seperti di bawah ini.
1. Memahami Bisnis Perusahaan
Pertama, investor perlu memahami apa bisnis perusahaan tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah di industri mana perusahaan berjalan, dari mana perusahaan mendapatkan penjualan, siapa pelanggan perusahaan, apa saja biaya yang harus ditanggung perusahaan untuk menjalankan usaha itu, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi perusahaan tersebut.
Itu barulah beberapa faktor saja yang umum diperhatikan oleh investor kebanyakan. Namun tidak menutup ada faktor lain yang perlu diketahui juga.
Dengan pemahaman bisnis perusahaan, maka kita benar - benar tahu apakah masuk akal kalau perusahaan memperoleh keuntungan terus menerus atau bisa jadi keuntungan yang diperoleh hanyalah sementara waktu saja.
Hal ini membuat kita lebih selektif dalam memilih saham.
2. Memahami Prospek Industri
Investor juga perlu untuk melakukan riset mengenai industri, seperti:
a. Tren yang ada di industri
Bagaimana tren di industri? Kamu bisa melihat ini dari sisi perilaku konsumen, produsen, ataupun peran regulasi dan teknologi yang mempengaruhi industri. Apakah ada faktor-faktor yang mendisrupsi industri, dan apa dampaknya?
Sebagai contoh, di industri telekomunikasi, ada beberapa tren yang terjadi sejak tahun 2015 sampai 2020, misalnya implementasi 4G LTE dan 5G.
Meningkatnya kebutuhan internet dan data bersamaan dengan penurunan penggunaan layanan non-data seperti SMS, telepon, perang harga antara operator telekomunikasi, penjualan menara oleh perusahaan telco dan menyewa kembali dari pembeli (perusahaan menara), serta kebijakan registrasi kartu SIM.
b. Tingkat dan Dinamika Kompetisi di Industri
Bagaimana persaingan di industri? Apakah terdiri dari banyak pemain? Mungkinkah pemain baru masuk? Apakah terdapat barang substitusi dari layanan atau produk yang dimiliki? Seperti apa daya tawar perusahaan di mata konsumen dan penyuplai?
Sebagai contoh, di tahun 2021, hanya ada lima perusahaan operator telekomunikasi di Indonesia, yaitu XL Axiata, Telkomsel, Indosat, Hutchison 3, dan Smartfren.
Salah satu penyebab tidak terlalu banyak kompetitor ialah adalah karena adanya hambatan bagi pemain-pemain baru untuk masuk (barrier to entry) ke industri tersebut, seperti diperlukan biaya yang tinggi dan terdapat regulasi yang harus diikuti.
3. Menilai Harga Perusahaan
Setelah menemukan saham yang layak dibeli, maka kita juga perlu tahu, apakah harga saham tersebut masih wajar untuk dibeli. Tidak semua saham yang baik memiliki harga yang baik. Artinya bisa saja kita membeli saham yang bagus, namun di harga yang terlalu mahal.
Akibatnya karena harga yang dibeli terlalu mahal, maka harganya cenderung turun kembali ke nilai wajarnya. Kamu bisa memperhatikan beberapa indikator seperti PER, PBV, atau EV/EBITDA untuk mengukur murah mahalnya sebuah saham.
3. Bandarmologi
Cara menganalisa saham yang terakhir adalah menggunakan Bandarmologi. Cara digunakan dengan cara melihat transaksi akumulasi dalam jumlah besar yang dilakukan oleh investor asing, smart money, atau beberapa broker tertentu.
Apabila orang tertentu yang sering disebut bandar tersebut melakukan akumulasi sebuah saham, maka ada kemungkinan bahwa saham tersebut bisa naik, sedangkan sebaliknya bila bandar melakukan penjualan yang rutin, maka ada kemungkinan bahwa saham akan turun nantinya.
Untuk melihat transaksi orang dalam ini, kamu bisa mengakses fitur stockbit yang bernama “Bandarmologi”.
Pelajari tentang Bandamologi selengkapnya disini.
Gunakan Stockbit Untuk Menganalisa Saham
Stockbit adalah aplikasi trading saham milik PT Stockbit Sekuritas Digital,- sebuah perusahaan sekuritas yang legal dan terdaftar di OJK.
Buka rekening saham di Stockbit 100% online, tanpa dokumen fisik dan tanpa minimum deposit sehingga sangat memberikan kemudahan terutama bagi pemula.
Untuk melakukan analisa teknikal, Stockbit menyediakan fitur Chartbit yang terdapat ratusan indikator yang dapat kamu gunakan.
Untuk analisa fundamental, kamu bisa mengakses Financials yang berisikan ringkasan laporan keuangan, Keystats rangkuman berbagai rasio-rasio keuangan, serta profil informasi emiten yang bersangkutan.
Yang terakhir, kamu dapat menggunakan indikator bandarmologi untuk mempelajari akumulasi dan distribusi para bandar.
Itulah penjelasan dari 3 cara menganalisa saham yang umum digunakan. Kamu bisa menggunakan cara lain untuk melakukan analisa dan dikombinasikan dengan cara di atas untuk memperkuat analisa kamu. Yuk, unduh dan daftar Stockbit sekarang.