Dalam berinvestasi saham, kamu harus menambah wawasan tentang cara berinvestasi, resiko investasi hingga istilah-istilah dalam dunia saham. Salah satunya yang perlu kamu ketahui yaitu istilah breakout.
Breakout dapat sebagai acuan para investor untuk bertindak dalam transaksi saham. Apakah harus menjual atau justru membeli saham.
Pengertian Dan Contoh Breakout Dalam Saham
Sebelum memahami apa itu breakout, kamu harus mengerti dulu 2 istilah yang terkait yaitu support and resistance. Support artinya adalah batas bawah harga saham yang menjaga agar harga tidak semakin turun. Sementara resistance adalah sebaliknya yaitu batas atas harga saham yang menjadi area yang menjaga harga tidak naik lebih lanjut.
Kedua area ini menjadi batas harga, di mana jika sudah melewati batas ini harga saham diprediksi akan mengalami penurunan (jika menembus ke bawah support), ataupun mengalami kenaikan (jika menembus atas resistance).
Yang dimaksud breakout (atau dikenal juga dengan sebutan break, breakdown) adalah situasi di mana harga saham menembus batas support atau atas resistance.
Breakout juga dikenal sebagai perubahan dari tren sideways menjadi uptren atau downtren.
Breakout menjadi momen yang ditunggu oleh trader karena mengindikasikan peluang perdagangan yang membaik.
Namun perlu dipahami bahwa kondisi breakout bersifat subjektif di mana tidak semua trader dapat mengenali karena menggunakan indikator support and resistance yang berbeda.
Breakout di level resistance memberikan indikasi kepada trader untuk melakukan tindakan buy.
Begitu juga sebaliknya. Breakout (atau juga dikenal dengan sebutan breakdown) di level support memberikan sinyal kepada trader untuk menjual saham yang dimiliki agar kerugian tidak semakin besar.
Penyebab Breakout Pada Saham
Ada banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya breakout, baik internal perusahaan ataupun eksternal. Contoh internal adalah adanya peningkatan performa perusahaan baik dari segi penjualan atau peningkatan aset.
Berita-berita dari belahan dunia juga cukup mempengaruhi misalnya ada peningkatan atau penurunan harga minyak mentah, nilai mata uang rupiah di mata dolar, konflik antar negara dan lain-lain.
Hal tersebut dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung pada reversal saham dan juga breakout..
Contoh Breakout Pada Saham
Breakout terdiri dari 2 jenis yaitu true breakout dan false breakout. Keduanya merujuk sesuai namanya true = breakout terjadi dan false = breakout palsu (tidak jadi).
True Breakout
Momen ini terjadi di mana harga efek telah menembus suatu level tertentu dan tidak berbalik lagi, dan cenderung semakin jauh dan melakukan penembusan harga yang disebut rally.
Kondisi ini dikonfirmasi dengan grafik candlestick berupa body yang telah melewati dan menembus garis yang diikuti dengan peningkatan volume yang signifikan.
False Breakout
Breakout yang diharapkan terjadi ternyata berbalik arah dan mengalami penurunan atau kenaikan harga dari kondisi awal. Selain itu juga tidak adanya peningkatan volume yang terjadi.
Untuk menentukan suatu momen merupakan breakout atau tidak, dapat dikonfirmasi dengan menggunakan indikator di bawah ini:
1. Moving Average Convergence/Divergence (MACD)
Indikator ini menjadi indikator yang sering digunakan untuk menguji momen breakout yaitu dengan menganalisa perubahan harga yang terjadi dengan cepat.
Dengan menggunakan grafik histogram, trader dapat melihat pergerakan harga yang mendekati resistance dan menembus di atasnya.
Contoh pada grafik saham ASII di bawah ini kita bisa mengetahui bahwa breakout yang terjadi adalah breakout palsu dengan melihat sinyal-sinyal yang ditunjukkan oleh indikator MACD. Pada contoh ini, setidaknya ada tiga sinyal yang mengindikasikan breakout resistance saham ASII adalah palsu (false).
Sinyal pertama, ketika breakout resisten terjadi, garis MACD (garis berwarna biru) alih-alih terus bergerak ke atas, pergerakannya justru terbatas dan cenderung bergerak ke bawah mendekati signal line (garis titik-titik merah). Sinyal kedua ditunjukkan oleh histogram MACD yang cenderung berada di level sama (stagnan).
Sementara sinyal ketiga mengkonfirmasi breakout palsu lewat terbentuknya death cross yang ditunjukkan oleh garis MACD yang memotong signal line dari atas ke bawah yang mana hal ini sering menjadi pertanda akan adanya tren turun atau permulaan pasar bearish.
2. Relative Strength Index (RSI)
Merupakan indikator yang tetap relevan untuk mengukur penembusan yang terjadi. Skala 100 digunakan untuk menentukan kondisi overbought atau oversold atas tren pembelian yang terjadi.
Sebagai contoh, jika kita menggunakan indikator RSI 6 pada grafik saham ASII tadi, kita juga bisa melihat bahwa ketika terjadi breakout bullish pada grafik harga, garis RSI justru menunjukkan telah menembus level 70 atau overbought yang mana ini sering menjadi sinyal harga saham akan memasuki fase bearish (turun).
3. Bollinger Bands
Bersama dengan dua indikator lainnya, bollinger bands digunakan untuk mengidentifikasi harga yang ekstrem yang mengarah pada reversal breakout.
Masih menggunakan grafik saham ASII sebelumnya, kita juga bisa mengidentifikasi apakah sebuah breakout palsu atau tidak dengan menggunakan indikator bollinger bands (BB).
Contoh, pada gambar di bawah ini, kita bisa melihat bahwa ketika candle berhasil breakout dari level resistennya, grafik lilin hijau terus bergerak ke atas hingga menembus upper band BB yang mana merupakan pertanda overbought.
Ketika terjadi overbought, umumnya harga saham sudah berada di titik jenuh atau sulit naik lagi, sehingga menyebabkan tren harga saham berbalik arah menjadi turun.
Strategi trading pada saat breakout
Menggunakan analisa fundamental untuk memahami tren di pasar saham
Hal ini perlukan untuk bisa melihat dan memprediksi tren yang sedang naik di bursa efek. Tren yang sedang naik akan berpeluang lebih besar untuk mendapat momen breakout yang diharapkan.
Membaca candlestick
Teliti dan pahami dengan baik candlestick dan tunggu pergerakannya hingga akhir. Yang jadi indikator adalah body candle melewati batas resistance atau support. Berhati-hati dalam menyimpulkan sebelum mendapatkan data yang lengkap.
Jika hanya baru ujung atas atau bagian bawah candlenya saja, itu masih ambigu dan bisa terjebak dalam kondisi false breakout.
Amati volume saat terjadi breakout
Pada momen breakout, volume trading akan meningkat atau tinggi. Dan sebaliknya, jika volume tradingnya sedikit maka kemungkinan harga akan berbalik arah dan menjadi false breakout.
Set alarm stop loss
Untuk mengurangi resiko kerugian yang terlalu besar dalam trading breakout, maka memasang alarm stop loss sangat disarankan. Supaya kamu bisa meminimalisir resiko kerugian akibat ketidaktepatan dalam membaca momen breakout.
Belajar Buy on Breakout di Stockbit Academy
Buy on breakout adalah salah satu stretegi trading saham agar cuan maksimal. Kamu bisa pelajari di Stockbit Academy melalui video eksklusif yang dibahas oleh profesional. Kamu bisa tonton di Modul 9 Chapter 5.
Semua materi saham bersifat gratis dengan hanya sign up melalui email saja.
Kondisi breakout sangat tricky sehingga dibutuhkan ilmu analisa teknikal yang mumpuni dan jam terbang dari seorang trader. Namun, jika dilakukan dengan kehati-hatian, kamu masih bisa mendapatkan profit dari momen breakout ini.
Jangan lupa, adanya false breakout dapat menyebabkan analisis kamu menjadi tidak tepat, sehingga perlu adanya trading plan untuk meminimalisir risiko jika harga saham tidak bergerak sesuai dengan yang kita analisis sebelumnya.
Gunakan Chartbit Dari Stockbit
Stockbit adalah aplikasi trading saham milik PT Stockbit Sekuritas Digital yang legal dan terdaftar di OJK sebagai perusahaan sekuritas.
Buka rekening saham di Stockbit sangat mudah, karena 100% online, tanpa dokumen fisik dan tanpa minimum deposit.
Chartbit merupakan tools analisis teknikal yang dapat kamu gunakan untuk menganalisa breakout ini. Terdapat 100++ indikator untuk melengkapi analisa yang kamu lakukan. Kamu bisa mendapatkan fitur ini secara gratis dengan buka rekening saham saja.