Bagi kamu yang masih pemula terjun ke dunia investasi saham, setidaknya pernah mendengar istilah cut loss. Atau kamu pernah mendengar cerita orang yang mengeluh dengan raut wajah sedih akibat mengambil keputusan cut loss.
Sebenarnya apa itu cut loss dan apakah strategi cut loss dalam investasi saham memang diperlukan atau jangan-jangan cut loss bukan perkara serius yang perlu dipikirkan?
Yuk cari tahu dan temukan jawabannya pada pembahasan berikut.
Pahami Strategi Cut Loss untuk Mengurangi Resiko Rugi Pada Portofolio Saham Milikmu
Dalam berinvestasi saham, baik itu untuk tujuan finansial jangka pendek maupun panjang, kamu harus tahu bagaimana tindakan yang harus diambil jika performa portofolio saham yang kamu miliki sedang drop.
Untuk itu, kamu perlu mengetahui cut loss, waktu tepat melakukannya dan indikator yang bisa dipakai untuk melakukan cut loss akan dibahas lengkap di konten ini.
Apa itu Cut Loss?
Penjelasan mudahnya, Secara umum, cut loss adalah strategi yang dilakukan investor untuk mencegah kerugian lebih besar dengan cara menjual harga saham lebih rendah dibanding harga beli saham.
Keputusan ini tentunya didasari dengan analisa dan mempertimbangkan aspek yang akan terjadi kedepannya. Oleh karena itu, perlunya kita mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan cut loss.
4 Waktu yang Tepat untuk Melakukan Cut Loss
Setelah mengetahui apa itu cut loss, kamu perlu tahu kapan waktu yang tepat untuk melakukan cut loss agar tidak menderita kerugian jauh lebih besar lagi. Ada 4 momen yang bisa kamu pilih untuk melakukan cut loss, silahkan dipilih sesuai dengan momen yang menurut kamu tepat;
Kerugian Sudah Mencapai Batas Yang Kamu Tentukan
Hal pertama yang harus kamu lakukan saat melakukan investasi saham adalah menentukan batas maksimal kerugian saham. Batas kerugian yang ditanggung investor bisa berbeda-beda sesuai dengan profil risiko.
Wajarnya, batas kerugian standar untuk melakukan cut loss adalah saat saham milikmu turun 3% - 5%. Daripada aset saham terus turun, memutuskan untuk cut loss bisa jadi strategi yang tepat agar kerugiannya tidak melebihi batas.
Waktu Harga Saham Terus Menurun
Sebelum membeli saham, semua investor pastinya akan melakukan analisis fundamental untuk mengetahui kinerja saham perusahaan tertentu, umumnya saham perusahaan yang punya potensi tinggi.
Namun, karena kondisi pasar modal cukup dinamis, penurunan performa perusahaan sangat mungkin terjadi. Alhasil, nilai saham perusahaan akan menurun hingga ke titik level terendah. Waktu inilah yang bisa kamu jadikan acuan untuk melakukan cut loss agar tidak mengalami kerugian yang besar.
Salah Membeli Saham
Dalam berinvestasi, sekalipun sudah melakukan analisis fundamental atau teknikal terkadang, kita bisa saja salah memilih saham karena kurangnya data / keterbatasan kita dalam menganalisis sebuah saham.
Alhasil, potensi salah memilih saham bisa saja terjadi. Belum lagi, kalau ternyata indeks harga saham yang kita beli grafiknya cenderung menurun terus, waktu ini adalah momen yang tepat untuk melakukan cut loss.
Koreksi IHSG
Terakhir, saat IHSG melakukan koreksi indeks saham karena adanya krisis, isu dalam negeri, dan masalah lainnya, bisa dijadikan pertanda untuk menjual saham atau cut loss. Apalagi kalau saham yang kamu beli mengalami koreksi secara terus menerus.
Gunakan 3 Indikator Ini Sebagai Cara Menentukan Cut loss Pada Saham Milikmu
Setelah tahu kapan harus melakukan cut loss, pastikan juga kamu tahu untuk melakukan cut loss pada saham yang mana. 3 indikator ini bisa dijadikan acuan untuk melakukan cut loss.
Cut Loss Berdasarkan Support
Sebagai investor, kamu bisa melakukan cut loss dengan mengacu pada titik level support yang sudah kamu tentukan untuk saham milikmu. Sisanya, kamu hanya perlu pasang cut loss jika harga saham turun di bawah level support.
Contoh pada grafik saham TLKM di bawah ini, anggap kamu membeli saham TLKM di harga Rp 4.186 per lembar atau ketika harga saham sedikit memantul dari titik level support yang sudah kamu tentukan sebelumnya.
Dari titik pembelian tersebut, kamu bisa membuat area harga di sekitarnya sebagai area support lalu memasang cut loss di bawah area support tersebut sesuai risk tolerance kamu masing-masing.
Kalau berdasarkan gambar di atas, level cut loss dipasang di harga Rp 4.015 per lembar, yaitu saat harga saham telah turun 171 basis poin atau sebesar 4,09% dari harga pembelian awal.
Jika merasa level cut loss tersebut terlalu rendah atau masih terlalu dini, kamu bisa mengubahnya kapan saja sesuai penilaianmu. Tidak harus mengikuti contoh gambar di atas.
Cut loss Berdasarkan Harga Beli
Tentukan batas kerugian untuk saham, misalnya, 5% - 10% dari modal awal saat membeli saham. Kalau terjadi penurunan harga saham menyentuh angka persentase batas tersebut, kamu bisa cut loss.
Menentukan cut loss lewat metode ini lebih mudah dibandingkan metode sebelumnya karena yang perlu kamu lakukan tinggal menghitung saja.
Contoh, kamu membeli 1 lot saham TLKM di harga Rp 4.186/lembar dengan nominal pembelian sebesar Rp 418.600. Setelah itu, kamu menentukan batas rugi maksimalnya sebesar 5% dari modal. Dengan melakukan hitungan sederhana,
Harga cut loss = Rp418.600 - (Rp418.600 x 5%)
= Rp418.600 - (Rp20.930)
= Rp397.670
Maka, diperoleh level cut loss saham di harga Rp 397.670. Jadi, kalau saham TLKM telah turun mendekati atau menyentuh harga tersebut, kamu bisa langsung melakukan cut loss untuk mengurangi potensi kerugian lebih besar.
Agar tidak terlambat cut loss, sebaiknya pasang batasan cut loss ini di awal setelah kamu melakukan pembelian saham agar ketika harganya menyentuh level CL, order jual saham bisa langsung dieksekusi secara otomatis.
Di Stockbit, ada dua fitur yang bisa kamu manfaatkan untuk pasang order jual beli saham secara otomatis, yaitu fitur Good For Day dan Good Till Canceled (GTC).
Cut Loss Saham Berdasarkan Pertimbangan Fundamental
Investor juga dapat menentukan kapan cut loss saham melalui pendekatan analisis fundamental. Adapun beberapa ciri umum saham yang patut di-cut loss berdasarkan pertimbangan fundamental, antara lain:
Perusahaan mengalami penurunan kinerja yang signifikan, ditandai oleh pendapatan, laba, dan arus kas perusahaan yang turun signifikan atau ketika rasio utang perusahaan meningkat secara tajam
Perubahan signifikan dalam prospek bisnis perusahaan di masa depan, seperti hilangnya pelanggan karena berkurangnya permintaan terhadap produk/jasa perusahaan secara umum atau karena kalah saing dengan kompetitor
Terjadi perubahan signifikan pada industri atau ekonomi nasional yang berdampak negatif pada perusahaan
Manajemen perusahaan terlibat dalam kasus kriminal seperti korupsi atau penggelapan uang yang merugikan kondisi keuangan perusahaan secara signifikan
Pemerintah mengeluarkan regulasi atau kebijakan tertentu yang dapat berdampak negatif pada kelangsungan bisnis perusahaan
Jika kamu menemukan salah satu atau beberapa ciri di atas terdapat pada saham yang kamu pegang, maka kamu dapat mempertimbangkan untuk cut loss saham. Akan tetapi, sebelum kamu melakukannya, kamu juga harus mempertimbangkan beberapa hal lain, seperti:
Apakah perubahan yang terjadi bersifat sementara atau permanen? Jika hanya sementara, kamu dapat menunggu terlebih dulu sampai kondisi membaik. Sebaliknya, jika perubahan tersebut bersifat permanen, maka kamu mungkin harus segera cut loss saham tersebut sebelum harganya turun lebih dalam
Apakah ada alternatif investasi yang lebih baik daripada saham yang sedang kamu pegang saat ini? Jika ada, melakukan cut loss dengan segera untuk beralih ke saham lain yang lebih menjanjikan mungkin adalah pilihan yang tepat. JIka tidak, kamu dapat melakukan hold saham tersebut selama masih ada harapan untuk harga sahamnya kembali naik.
Berbeda dengan pendekatan teknikal, menentukan cut loss saham berdasarkan pertimbangan fundamental adalah keputusan yang subjektif. Ini karena setiap investor dapat memiliki cakupan informasi dan pandangan yang berbeda-beda, sehingga keputusan akhirnya pun pasti tidak akan sama.
Apakah Melakukan Cut Loss Adalah Kegagalan / Hal Wajar Dalam Investasi Saham?
Dalam investasi saham, potensi kerugian akan selalu ada. Oleh karena itu, cut loss bukanlah sebuah kegagalan dan ini adalah hal wajar. Karena strategi ini berguna untuk melindungi aset saham investor agar tidak mengalami kerugian besar.
Cut Loss Saham Otomatis dengan Fitur Stop Loss
Itu tadi penjelasan tentang pengertian dan strategi cut loss dalam investasi saham. Biar tidak repot, kamu dapat menggunakan Fitur Auto Order di Stockbit untuk lakukan penjualan saham secara otomatis ketika harganya turun pada level tertentu.
Fitur ini dapat kamu aktifkan setelah membeli suatu saham di Stockbit, lalu menyetel Auto-Sell Order (Stop loss otomatis) pada level harga tertentu yang lebih rendah dari harga pembelian saham. Jadi ketika harga saham menyentuh level tersebut, order jual kamu akan langsung tereksekusi (sebagian atau sepenuhnya) secara otomatis tergantung dari jumlah lot permintaan saham yang tersedia pada harga tersebut.
Jika kamu berubah pikiran, kamu juga dapat mengubah atau membatalkan rencana stop loss kamu kapan saja selama order tersebut belum tereksekusi oleh sistem. Praktis bukan investasi saham dengan Stockbit? Gunakan aplikasi Stockbit dan manfaatkan fiturnya agar kamu dapat trading atau investasi saham dengan lebih tepat.